Kalau kita korporasikan ini, skala ekonominya bisa dihitung, intervensi KUR juga bisa masuk sehingga petani bisa lebih baik lagi
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo membantah isu soal gagal panen di proyek lumbung pangan atau food estate yang dicanangkan Pemerintah sejak tahun lalu di Provinsi Kalimantan Tengah.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Mentan Syahrul menjelaskan bahwa dari 30.000 hektare lahan yang digarap oleh Kementerian Pertanian, tentu ada saja lahan yang mengalami kendala produksi, seperti serangan hama tikus.

"Dari 30.000 hektare, ada 1-2 hektare yang bersoal, karena kita menghadapi tikus, menghadapi hama, menghadapi air mulai naik. Ini cuma 1-2 hektare. Bagaimana dibilang gagal, sementara minggu depan baru mulai panen di Pulang Pisau," kata Mentan Syahrul dalam RDP yang digelar Komisi IV DPR di Jakarta, Senin.

Mentan mengatakan bahwa kondisi penggarapan lumbung pangan di Kalimantan tidak seperti di Sumatera dan Jawa karena perbedaan jenis tanah.

Baca juga: DPR ingatkan potensi tingginya biaya logistik hasil panen food estate

Baca juga: Kementerian Pertanian evaluasi perkembangan Food Estate Kalteng


Di Provinsi Kalteng, tepatnya di Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, lahan pertanian yang ada merupakan lahan rawa dengan kadar asam yang tinggi, serta kedalaman air hingga 50 cm.

Menurut Mentan, peningkatan produktivitas pada lahan akan terus dibenahi karena food estate menjadi upaya bagi Pemerintah untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan seperti yang diperingatkan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).

Sementara itu food estate yang dikembangkan di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara juga telah dimulai di lahan seluas 215 hektare. Tahun ini, Kementan akan menambah luas tanam seluas 1.000 hektare.

Ada pun korporasi pertanian menjadi bagian dari pengelolaan food estate. Nantinya, hasil pangan yang diproduksi tidak hanya bergantung pada satu komoditas saja yakni padi, tetapi juga jagung hingga produk hortikultura dan peternakan.

"Kalau kita korporasikan ini, skala ekonominya bisa dihitung, intervensi KUR juga bisa masuk sehingga petani bisa lebih baik lagi," tutur Syahrul.

Baca juga: Siap panen di Food Estate, Kementan sebut produksi capai 6 ton per ha

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021