Jika tidak penting tidak usah keluar rumah
Boyolali (ANTARA) - Kepolisian Resor Boyolali bersama TNI dan jajaran terkait lainnya membuka dua pos pengamanan (pospam) untuk meningkatkan operasi yustisi memperketat disiplin protokol kesehatan (prokes) dalam mendukung "Gerakan di Rumah Saja" pada Sabtu (6/2) dan Minggu (7/2).

"Kami bersama anggota Kodim 0724, Satpol PP Pemkab Boyolali dan Dinkes, membuka dua Pospam Yustisi di kawasan depan Pasar Boyolali Kota, dan kawasan depan Pasar Sunggingan di Jalan Pandanaran," kata Kepala Polres Boyolali AKBP Morry Ermod, di Boyolali, Jumat.

Kapolres mengatakan tim gabungan Polri, TNI dan Satpol PP Pemkab Boyolali untuk mendukung Gerakan Jateng di Rumah Saja ini, akan meningkatkan Operasi Yustisi di tempat-tempat pusat keramaian dengan memberikan sosialisasi pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya prokes untuk menekan angka COVID-19 di Boyolali.

Bahkan, petugas gabungan akan melakukan tindakan tegas bagi masyarakat yang melanggar prokes sesuai aturan Surat Edaran (SE) Bupati Boyolali Nomor 300/1252/5.5/2021 tentang Peningkatan Kedisiplinan dan Pengetatan Protokol Kesehatan Mencegah COVID-19.

"Boyolali ada 22 kecamatan tentunya akan melibatkan semua anggota Babinsa dan Babinkamtibmas serta Satpol PP di daerah," kata Kapolres.

Selain itu, tim gabungan pada masa Gerakan Jateng di Rumah Saja juga telah menyediakan tes usap antigen untuk masyarakat yang mempunyai indikasi gejala ke arah COVID-19 secara gratis, sehingga dilibatkan tenaga kesehatan dari Dinkes pada Pospam Prokes itu.

"Kami TNI dan Polri ditugaskan untuk membantu pemerintah daerah, sehingga angka penyebaran COVID-19 bisa ditekan. Kami juga minta bantuan awak media untuk ikut sosialisasi imbauan-imbauan mencegah penyebaran COVID-19 untuk disebarluaskan lebih masif kepada masyarakat Boyolali," kata Kapolres didampingi Komandan Kodim 0724/Boyolali Letkol Inf Aris Prasetyo.

Menurutnya pula, Pemerintah dan Satgas COVID-19 yang melaksanakan sosialisasi penanganan COVID-19 dapat dipahami dan diterima dengan baik oleh masyarakat, sehingga harapannya angka terinfeksi COVID-19 di Boyolali dapat ditekan.

Selain itu, Polres bersama Kodim 0724/Boyolali dan pemerintah daerah terus menggencarkan sosialisasi 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Kami terus terang agak khawatir kondisi perkembangan COVID-19 di Jateng, dan khususnya Boyolali sesuai data satgas angkanya cukup tinggi hingga Kamis (4/2), jumlah akumulasi sebanyak 4.757 kasus," kata Kapolres pula.

Sedangkan, pasien terkonfirmasi COVID-19 yang masih dirawat ada sebanyak 329 kasus, isolasi mandiri 342 kasus, dinyatakan sembuh sebanyak 3.949 kasus, dan meninggal dunia 137 kasus.

Pihaknya khawatir jika kasus COVID-19 terus bertambah di Boyolali, dan jangan sampai tenaga kesehatan kewalahan menangani pasien. Bahkan, tempat isolasi atau tempat tidur untuk perawatan pasien juga akan penuh, sehingga kesulitan tempat untuk menampung.

Karena itu, pihaknya meminta semua elemen masyarakat mari bersama-sama bergerak untuk tetap menaati 5M, sehingga COVID-19 segera selesai. "Kami minta masyarakat Boyolali jika tidak ada keperluan lebih baik di rumah saja, pada Sabtu (6/2) dan Minggu (7/2), bersama keluarga. Jika tidak penting tidak usah keluar rumah," katanya pula.
Baca juga: Ganjar tidak ingin pelanggar Gerakan Jateng di Rumah Saja dihukum
Baca juga: Pemkot Surakarta tingkatkan sanksi selama Gerakan Jateng di Rumah Saja

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021