Suka Makmue (ANTARA) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Iskandar Muda Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh, hingga awal Februari 2021 menunggak utang hingga Rp18 miliar akibat pandemi COVID-19.

“Mengapa kami bisa menunggak utang sebesar Rp18 miliar, karena pendapatan di rumah sakit selama pandemi berkurang, ini terjadi akibat berkurangnya pasien yang berobat ke rumah sakit,” kata Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Nagan Raya dokter Doni Asrin, Kamis.

Ia menjelaskan, tunggakan tersebut terjadi karena selama pandemi pada tahun 2020  pendapatan di rumah sakit milik pemerintah daerah setempat mengalami penurunan mencapai Rp2 miliar per bulan.

Padahal sebelum pandemi, kata dia, pendapatan rata-rata di rumah sakit setempat sebelumnya mencapai Rp4,5 miliar hingga Rp5 miliar setiap bulan.

Baca juga: Sejak sepekan, RSUD Nagan Raya Aceh tidak lagi rawat pasien COVID-19

Baca juga: Lagi, pasien probableCOVID-19 kabur dari RSUD Nagan Raya


Doni Asrin menjelaskan, meningkatnya utang manajemen rumah sakit setempat karena disebabkan banyaknya biaya belanja yang harus dikeluarkan pihak rumah sakit, untuk menjalankan operasional.

Termasuk diantaranya untuk membeli obat-obatan, bahan habis pakai, serta aneka belanja lainnya.

Sementara jumlah pasien yang berobat di rumah sakit selama tahun 2020, justru mengalami penurunan tajam, kata dia.

Meski pun demikian, kata Doni Asrin, pihaknya yakin pada tahun 2021 ini pendapatan rumah sakit setempat akan kembali mengalami peningkatan dan utang dapat diseimbangkan dengan pendapatan.

Selain adanya utang mencapai Rp18 miliar hingga awal tahun ini, ia juga mengakui saat ini terdapat piutang rumah sakit setempat pada pihak ketiga sebesar Rp5 miliar yang belum dibayarkan.

“Sehingga piutang sebesar Rp5 miliar ini juga menyebabkan pembengkakan utang di rumah sakit,” katanya menambahkan.

Meski sudah memiliki utang sebesar Rp18 miliar, Doni Asrin menegaskan pihaknya tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada paramedis yang bertugas, karena manajemen masih mampu menjalankan operasional rumah sakit tanpa ada kendala apa pun.

“Termasuk biaya obat-obatan, sampai saat ini pihak distributor obat masih mempercayai kita. Karena obatnya tetap kita bayar meski kita cicil,” katanya menegaskan.*

Baca juga: Pasien positif COVID-19 dua kali kabur dari RSUD Nagan Raya Aceh

Baca juga: Pasien reaktif COVID-19 meninggal dunia di RSUD Nagan Raya Aceh

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021