Sleman (ANTARA) - Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Purnomo langsung masuk kerja setelah dinyatakan sembuh dari COVID-19 berdasarkan hasil swab antigen pada Senin (1/2) dengan hasil negatif dan kondisi badan tetap sehat setelah menjalani isolasi mandiri.

"Setelah pada Senin (1/2) hasil swab antigen dinyatakan negatif, maka saya yang merasa sehat dan tidak ada gangguan kesehatan selama isolasi mandiri langsung masuk kerja pada Selasa (2/2)," kata Sri Purnomo di Sleman, Rabu.

Menurut dia, selama dirinya melakukan isolasi mandiri selama 14 hari dilakukan pemantauan kesehatan secara rutin oleh pihak  Rumah Sakit Umum daerah (RSUD) Sleman. Dirinya juga mengaku selama isolasi mandiri, tidak mengalami gejala apapun dan tetap aktif bekerja di rumah.

Baca juga: 52.067 pasien COVID-19 di Wisma Atlet sembuh

Sebelumnya, Bupati Sleman Sri Purnomo selama melakukan isolasi mandiri tetap menghadiri sejumlah agenda kegiatan Pemerintah Kabupaten Sleman secara virtual (zoom meeting).

Sri Purnomo mengimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin terhadap protokol kesehatan dan tidak menganggap sepele.

"Hal tersebut akan lebih baik lagi jika diimbangi dengan gaya hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan jika merujuk pada pedoman Kementerian kesehatan, untuk kategori orang tanpa gejala, setelah melakukan isolasi mandiri selama 10 sampai dengan 14 hari dapat dinyatakan sembuh secara epidemiologis.

"Secara epidemiologis itu bisa dinyatakan sembuh, kalau misalnya ada virus, itu hanya tinggal sisa-sisanya dan tidak menular, kalau tanpa gejala seperti itu," katanya.

Ia mengatakan, apa yang dialami Bupati Sleman dengan kategori orang tanpa gejala dan telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari, serta dilakukan swab antigen kembali, dengan hasil negatif.

Baca juga: Selasa, pasien sembuh COVID-19 Jakarta bertambah 4.313 orang

Joko Hastaryo juga menjelaskan bahwa selama ini, Bupati Sleman dalam setiap kegiatannya telah menjalankan protokol kesehatan, kendati demikian, potensi penularan masih ada sekalipun dengan persentase kecil.

"Jadi gambarannya, ketika telah melakukan protokol kesehatan dengan asumsi telah menjaga jarak, jika kita tidak memakai masker lalu melakukan interaksi dengan orang positif COVID-19 yang juga tidak memakai masker, maka potensi penularan mencapai 95 persen," katanya.

Persentase penularan tersebut akan berbeda jika gambarannya orang yang terindikasi positif COVID-19 menggunakan masker dan melakukan interaksi dengan orang yang tidak memakai masker, persentase penularan mencapai 35 persen.

"Namun apabila ada interaksi dari orang positif COVID-19 dengan orang lain dan keduanya memakai masker serta menjaga jarak, maka persentasenya penularan hanya 1,5 persen," katanya.

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 bertambah 12.848 menjadi 896.530 jiwa
Baca juga: Warga Sultra sembuh dari COVID-19 tambah 22, jadi 7.955
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kaltim bertambah 397 orang

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021