Ini harus diintervensi bersama untuk menjadikan sebuah lahan yang produktif
Jakarta (ANTARA) - Sudah pernah nonton film Nagabonar Jadi 2? Film lawas yang dibintangi oleh aktor kawakan Deddy Mizwar dan Tora Sudiro sekitar 14 tahun silam (2007).

Dalam film yang sarat dengan pesan sosial itu terdapat adegan ketika Nagabonar (Deddy Mizwar) bermain bola dengan anak-anak di lapangan yang letaknya di tengah komplek perumahan mewah dan gedung bertingkat Ibu Kota Jakarta.

Nagabonar yang sedang galau karena anaknya, Nagabonar junior hendak menjual tanah leluhurnya untuk pembangunan tempat peristirahatan kepada investor asal Jepang.

Di antara pergolakan batinnya, mantan pencopet yang diberi gelar jenderal itu pun menemukan hiburan bermain bola dengan anak-anak pinggiran Kota Jakarta.

Cuplikan adegan lapangan bola di jantung Ibu Kota dalam film Nagabonar tersebut seketika muncul saat pertama kali menginjakkan kaki di Agroeduwisata Ragunan (AR) medio Januari 2021.

Pohon-pohon nan hijau, udara sejuk, semilir angin yang menenangkan di  AR seperti oase di tengah kesibukan warga Kota Jakarta.

Ketika duduk bersandar di kursi taman, menengadah ke atas, jika beruntung bisa melihat langit biru Jakarta dan melihat potongan gedung bertingkat khas Ibu Kota menyembul di antara pepohonan, salah satunya Menara ESQ 165 yang memiliki bentuk khas.

Tak perlu menempuh perjalanan puluhan kilo meter ke Bogor untuk menikmati lingkungan sejuk nan hijau.

Untuk sampai ke Agroeduwisata Ragunan, aksesnya mudah, dekat dengan tol lingkar luar TB Simatupang, tidak jauh dari Taman Margasatwa Ragunan, berseberangan dengan Kantor Kementerian Pertanian.

Untuk mencapai lokasi, pengunjung hanya perlu keluar dari jalan utama Jalan Raya Ragunan, masuk ke dalam Jalan Poncol, Kelurahan Ragunan, Kota Jakarta Selatan, dekat permukiman warga.

Baca juga: Jakarta Selatan dirikan pusat edukasi percontohan pertanian perkotaan

Berjarak sekitar 1,5 kilometer dari Jalan Raya Ragunan, pengunjung akan menemukan sebuah tempat yang dipenuhi tanaman hijau yang menyejukkan mata, hati dan pikiran.

Lokasi yang strategis untuk meredakan lelah di tengah kesibukan kerja Ibu Kota atau mengikis kejenuhan di tengah ketidakpastian berakhirnya pandemi COVID-19.

"Warga yang datang selain untuk berjemur juga untuk berolahraga," kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok.
Salah satu titik Ikonik dari Agroeduwisata Ragunan, Jakarta Selatan, Senin (28/12/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)


Teknologi pertanian
AR dulunya pusat pembibitan, penyuluhan dan pelatihan pertanian di bawah pengelolaan Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) sejak 1984. Lalu pada 1993, pengelolaan berpindah ke Pemerintah Kota Jakarta Selatan melalui Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (Sudin KPKP) Kota Jakarta Selatan.

Pusat pembibitan dan pelatihan pertanian itu lalu bertransformasi menjadi AR dan diresmikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada Jumat (15/1) lalu.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan AR merupakan kegiatan pertanian dengan mengembangkan kawasan pertanian yang berperan sebagai kawasan produksi, edukasi, inovasi teknologi, inkubasi bisnis, konservasi lingkungan dan juga kawasan wisata.

AR sebagai tempat edukasi dan wisata menerapkan konsep pertanian Permakultur yang diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Memiliki luas kurang lebih 2,2 hektare menjadi pusat edukasi percontohan pertanian perkotaan untuk mengakomodir tingginya minat warga Ibu Kota dalam bercocok tanam di masa pandemi COVID-19.

Pada masa pandemi ini, menurut Syahrul, perlu kreativitas dan produktif agar pangan selalu tersedia guna mencukupi kebutuhan masyarakat.

Menurut Syahrul, langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memanfaatkan lahan terbatas yang dimilikinya untuk dijadikan taman dan tempat mengembangkan pertanian perkotaan.

Baca juga: Agro Eduwisata Ragunan di Jakarta Selatan resmi diluncurkan

"Gubernur DKI Jakarta meyakinkan saya, bahwa lahan-lahan yang mereka miliki cukup bagus. Ini harus diintervensi bersama untuk menjadikan sebuah lahan yang produktif," kata Syahrul.

Menurut Syahrul, saat ini pertanian tidak lagi membutuhkan ketersediaan lahan yang luas, tetapi pertanian bisa dibuktikan dimana saja, bisa berskala ekonomi.

Syahrul pun mendukung Gubernur DKI Jakarta dan jajaran, serta instansi dinas terkait untuk bisa mengakses secara bersama, memanfaatkan lahan yang tersedia untuk dijadikan tempat edukasi dan wisata pertanian seperti hadirnya AR, termasuk program pertanian perkotaan.
Petugas penyuluh pertanian Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kota Jakarta Selatan, memperlihatkan buah alpukat cipedak, sebagai tumbuhan ikonik Kota Jakarta Selatan yang dibudidayakan di Agroeduwisata Ragunan, Senin (30/11/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)


Tempat belajar 
AR juga merupakan satu dari lima lokasi agroeduwisata yang dikembangkan di DKI Jakarta berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian dan menerapkan konsep pertanian Permakultur.

Kepala Sudin KPKP Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok menjelaskan, Permakultur serupa dengan konsep pertanian terpadu dan pertanian organik, yang cocok dikembangkan dengan kegiatan 'urban farming' (pertanian perkotaan) yang tengah digalakkan oleh warga di Jakarta.

Permakultur menekankan pada rancangan pertanian dan integrasi dengan implementasi berupa praktek pertanian. Konsep ini memiliki kode etik, yakni peduli pada bumi, peduli akan manusia dan pengaturan batas konsumsi serta populasi.

"Intinya adalah pertanian yang lestari," kata Hasudungan.

Selain itu, nantinya AR dapat berfungsi sebagai pusat aktivitas bagi masyarakat yang ingin memperoleh tanaman bermutu, belajar berkebun dan berwisata sesuai ketentuan.

Pengunjung juga bisa menemukan toga atau tanaman obat, superfood, yakni tanaman yang dapat diolah menjadi makanan bernutrisi tinggi untuk mencegah stunting, seperti bayam brazil, kale, gingseng jawa dan masih banyak lainnya.

Baca juga: Sunter Agung kembangkan pertanian perkotaan sistem rumah kaca

Tempat ini juga menjadi tempat pelestarian tanaman langka seperti kemang, bowok, jamblang, wuni, nyam-nyam, kecapi dan menteng. Juga tempat membudidayakan tanaman ikonik Kota Jakarta Selatan seperti alpukat cipedak dan blimbing.

Sebelum masa pandemi, AR menjadi tempat edukasi pertanian untuk anak-anak sekolah. Tapi aktivitas tersebut terhenti seiring diberlakukannya pembelajaran jarak jauh.
Pengendara melintas di kawasan Agroeduwisata Ragunan, Kota Jakarta Selatan, Senin (30/11/2020) (ANTARA/Laily Rahmawaty)

Pertanian perkotaan
Sejak diresmikan, AR dibuka untuk umum dan dibatasi hanya 20 orang saja, sesuai aturan protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19.

Sudin KPKP juga berkontribusi mencegah warga melakukan mudik pada saat libur cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW dan libur Natal-Tahun Baru 2021 dengan mengadakan pelatihan bercocok tanam secara daring dan luring.

Kegiatan pelatihan ini diminati warga, sekitar 60 orang mendaftar sebagai peserta, tidak hanya berasal dari Jakarta, tetapi juga daerah tetangga, Depok dan Tangerang juga ada.

Hasudungan mengatakan selama pandemi warga yang lebih banyak di rumah, menyibukkan diri dengan bertani di perkarangan rumahnya. Ini pula yang mendorong aktivitas ‘urban farming’ di Jakarta ikut meningkat.

Rata-rata hampir setiap kelurahan yang ada di 10 kecamatan di Jakarta Selatan memiliki dua sampai tiga gang hijau (ciri urban farming).

Baca juga: Sayuran super mini solusi pertanian perkotaan

Data menunjukkan, dalam kegiatan panen serentak se DKI Jakarta tanggal 25 November 2020, Pemerintah Kota Jakarta Selatan mampu memanen 2,2 ton sayuran dan buah-buahan (sukun, labu, alpukat cipedak) dari kegiatan pertanian perkotaan yang ada di wilayah tersebut.

Tidak hanya sayuran, panen tersebut juga menghasilkan 650 kilogram ikan yang dibudidayakan dengan teknik bioflok.

"Ini adalah potensi yang sangat besar yang bisa diberdayakan," kata Hasudungan.

Agaknya kehadiran AR selain sebagai tempat wisata, juga punya peran penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat menjaga ketahanan pangan keluarga lewat kegiatan pertanian perkotaan.

Selain sayuran dan tanaman palawija yang dapat di lokasi itu, dapat ditemui juga budidaya lele dengan teknik bioflok serta perawatan kelinci.

Tidak hanya ilmu pertanian saja, bibit yang berkualitas juga bisa diperoleh pengunjung, ditambah suasana asri dan sejuk.

Saatnya, warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat karena masih pandemi COVID-19, bisa melipir sejenak ke Agrowisata Ragunan, seperti Nagabonar yang menghibur diri dari kegundahan.

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021