Beijing (ANTARA) - Provinsi Hubei di wilayah tengah China memiliki bandara udara baru yang diproyeksikan untuk mengatasi kepadatan Bandara Tianhe di Kota Wuhan.

Bandara Sashi berada di atas lahan seluas 143 hektare di Kota Jingzhou pertama kali didarati pesawat dari Guangzhou pada Sabtu (30/1), demikian pernyataan Hubei Airports Group Company (HAGC).

Dengan beroperasinya Bandara Sashi, maka Provinsi Hubei memiliki tujuh bandara untuk penerbangan sipil.

Dengan nilai investasi sebesar 1,3 miliar yuan atau sekitar Rp2,8 triliun, Bandara Sashi mulai dibangun pada 2018 dengan disain untuk menampung 700 ribu penumpang per tahun pada 2025 mendatang.

HAGC menyatakan bahwa bandara baru itu akan terhubung dengan beberapa kota di China, seperti Shanghai, Shenzhen, Xi'an, dan Hangzhou.
Kesibukan di terminal kedatangan penumpang domestik di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, Provinsi Hubei, China, pada November 2020. ANTARA/M. Irfan Ilmie/aa.

Dengan adanya bandara baru itu, lanjut HAGC, maka kunjungan wisata ke Hubei akan naik dan provinsi tersebut nantinya juga memiliki pusat transportasi terpadu selain Wuhan.

Hampir semua provinsi atau kota setingkat provinsi di China memiliki bandara lebih dari satu. Bahkan Shanghai memiliki dua bandara internasional, yakni Hongqiao dan Pudong.

Demikian halnya dengan Beijing yang memiliki dua bandara internasional besar, yaitu Bandara Ibu Kota (BCIA) dan Daxing, selain juga lima bandara sedang dan kecil yang masih didarati pesawat komersial.


Baca juga: Penerbangan tujuan Wuhan segera dibuka, salah satunya dari Jakarta

Baca juga: China operasikan reaktor nuklir terbarunya, siap diekspor

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021