Moskow (ANTARA) - Polisi di Moskow, ibu kota Rusia, menahan Oleg Navalny, adik laki-laki kritikus Kremlin Alexei Navalny --yang sedang dipenjara, kata teman-teman sang politisi oposisi itu.

Polisi juga menggeledah rumah rekan-rekan beserta properti lain yang terkait dengan Navalny, kata mereka.

Ivan Zhdanov, direktur Yayasan Anti Korupsi Alexei Navalny, membuat cuitan bahwa Oleg Navalny berada di apartemen kakaknya saat tempat itu digeledah.

Oleg dibebaskan dari penjara pada 2018 setelah menjalani hukuman tiga setengah tahun atas tuduhan penggelapan.

Para kritikus menganggap tuduhan itu dirancang untuk menekan Alexei dan meredam perbedaan pendapat. Alexei sendiri dijatuhi hukuman percobaan dalam kasus yang sama.

Zhdanov mengatakan polisi tampaknya melakukan penggeledahan sebagai bagian dari penyelidikan atas seruan untuk mengadakan protes, yang melanggar pembatasan jarak fisik yang diberlakukan karena pandemi COVID-19.

Zhdanov kemudian mengatakan Oleg akan tetap berada di tahanan polisi selama 48 jam karena dicurigai melanggar peraturan sanitasi dan epidemiologi.

Kementerian Dalam Negeri Rusia melalui pernyataan mengatakan pada Rabu (27/1) pagi bahwa pihaknya telah membuka kasus pidana terhadap beberapa peserta protes pekan lalu.

Kementerian itu belum menanggapi permintaan komentar tentang penggeledahan tersebut.

Zhdanov kemudian menambahkan bahwa polisi juga menahan Ilya Pakhomov, seorang asisten Alexei Navalny, di luar apartemen Alexei.

Baca juga: Sebagai antisipasi, Navalny telah rencanakan aksi protes pembebasannya

Baca juga: Musuh Kremlin Alexei Navalny serukan protes jalanan setelah dibui


Selain itu, Zhdanov mengunggah video yang diambil di apartemen lain yang menunjukkan Yulia Navalnaya, istri Alexei Navalny, memberi tahu polisi untuk menunggu pengacaranya datang ketika mereka menggedor pintu dengan keras.

Pengacara Navalnaya, Veronika Polyakova, diizinkan memasuki apartemen oleh polisi setelah berdiri di luar pintu selama beberapa jam.

Polisi juga menggeledah rumah Lyubov Sobol, sekutu Alexei Navalny yang ditahan pada protes pekan lalu, serta kantor Yayasan Anti Korupsi, kata rekan-rekan Alexei.

Polisi menahan Sobol untuk diinterogasi sebagai saksi. Namun, Sobol kemudian diperintahkan untuk tetap ditahan polisi selama 48 jam, juga karena diduga melanggar peraturan sanitasi, kata tim Navalny.

Alexei menjalani hukuman 30 hari atas dugaan pelanggaran pembebasan bersyarat, namun tuduhan itu ia bantah.

Puluhan ribu orang pada Sabtu (27/1) turun ke jalan untuk menuntut Kremlin membebaskan Alexei Navalny dari penjara. Polisi mengatakan aksi protes itu ilegal.

OVD-Info, sebuah kelompok pemantau, mengatakan petugas telah menahan hampir 4.000 orang.

Para pendukung Navalny berencana kembali mengadakan demonstrasi pada Minggu (31/1).

Alexei Navalny belum kembali ke rumahnya sejak diracun dan hampir terbunuh di Rusia musim panas lalu.

Pekan lalu, ia ditangkap di bandara saat kembali ke Moskow dari Jerman, negara tempat ia dirawat dan dipulihkan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pendukung pengkritik Kremlin Navalny akan berdemo tuntut pelepasannya

Baca juga: Polisi Rusia tangkap 200-an orang terkait protes bebaskan Navalny

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2021