Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung upaya kementerian dan lembaga yang menerapkan teknologi Industri 4.0 dalam menopang aktivitasnya agar lebih produktif dan efisien, seperti yang dilakukan Polri yang akan mengimplementasikan program Polisi 4.0.

Program Polisi 4.0 ini diusung oleh Komjen Listyo Sigit Prabowo selaku Kapolri terpilih yang telah disetujui oleh DPR.

“Kami merespons positif rencana program Polisi 4.0, karena sejalan dengan program prioritas peta jalan Making Indonesia 4.0 yang juga akan mendukung sektor industri elektronik dan telematika,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Taufiek Bawazier di Jalarta, Minggu.

Menurut dia, transformasi digital di Polri bakal memberi dampak positif pada inovasi dan pertumbuhan sektor industri di dalam negeri, terutama industri penghasil hardware dan software untuk artificial intelligence (AI).

“Pemanfaatan teknologi AI untuk Kepolisian seperti Automatic License Plate Recognition (ALPR) dapat mengurangi beban Polri dalam memonitor pelanggaran di jalan. Selain itu, pemanfaatan surveillance equipment seperti drone dapat menumbuhkan industri dalam negeri sekaligus membantu kepolisian dalam tugas mengurangi criminal rate dan memberi pelayanan terhadap masyarakat lebih optimal,” ujar Taufiek dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Kemenperin siapkan laboratorium uji modern produk elektronika

Kesiapan Polri ini, kata dia, perlu didukung dengan pelatihan-pelatihan sumber daya manusia (SDM) yang berbasis kompetensi sehingga aplikasi teknologi tersebut dapat berkesinambungan dan penyedia di sektor industri terus berinovasi sesuai kebutuhan pelayanan di kepolisian.

“Program ini memberi peluang bagi anak bangsa untuk membuat aplikasi software dan hardware yang sesuai dengan kebutuhan Kepolisian,” kata Taufiek.

Ia menyampaikan industri elektronik dalam negeri siap mendukung Kepolisian mewujudkan Polisi 4.0, antara lain melalui Thermal Imaging untuk membantu penglihatan dalam kondisi gelap, aplikasi Biometrik dalam mengungkap fingerprint dan DNA, serta pemanfaatan GPS untuk shots-potter jika terjadi penembakan.

“Selain itu pemanfaatan facial recognition untuk dapat mempercepat identifikasi dan analitik dalam mengungkap sebuah persoalan di lapangan,” imbuhnya.

Baca juga: Kemenperin sebut digitalisasi pada produk elektronika jadi perhatian

Taufiek pun melihat bahwa kesiapan big data dan cloud yang aman, juga bisa menjadi prioritas sesuai konsep AI yang akan diterapkan Kepolisian.

Peran industri kamera dan robot, menurut dia, juga strategis dimanfaatkan oleh Polri. Dengan melengkapi kamera di lapangan yang terhubung di kantor pusat, akan memberikan efisiensi kerja kepolisian dan memberi pelayanan masyarakat yang lebih baik.

“Namun demikian, teknologi ini harus dimanfaatkan sesuai kebutuhan sehingga alokasi anggaran dapat efisien. Pemanfaatan smart ponsel dan smart patroli yang dilengkapi peralatan di atas juga akan memberikan dampak positif bagi industri selain masyarakat,” tegas Taufiek.

Terkait beberapa pihak yang melihat Polisi 4.0 akan mengurangi jumlah personel Polisi, Taufiek justru melihat program tersebut akan menambah jumlah polisi yang profesional dalam pemanfaatan teknologi juga meningkatkan skill polisi yang ada saat ini.

"Selain itu penambahan tenaga kerja baru selain wirausaha baru di sektor keamanan dan sektor lain,nya, " ujar Taufiek.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021