peningkatan ekspor produk herbal dilakukan saat pandemi, termasuk menggenjot ekspor produk sarang burung walet..
Semarang (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong ekspor produk-produk herbal pada 2021 sebagai upaya meningkatkan perekonomian di masyarakat saat pandemi COVID-19.

"Tahun 2021, kami dorong produk ekspor yang sifatnya herbal," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo di Semarang, Kamis.
 
Arif Sambodo menjelaskan bahwa produk herbal banyak dibutuhkan sebagai salah satu penguat imun tubuh masyarakat guna menghindari virus Corona.

Oleh karena itu, lanjut dia, peningkatan ekspor produk herbal dilakukan saat pandemi, termasuk menggenjot ekspor produk sarang burung walet yang bagus untuk produk makanan dan minuman.

Secara keseluruhan, Disperindag Jateng menilai persoalan ekspor tidak menemui kendala berarti sehingga menekankan berbagai cara untuk terus bisa memunculkan eksportir baru dengan memaksimalkan Program Export Coaching Program.

"Program ini adalah kegiatan pembekalan ilmu tentang ekspor, wacana, serta praktik untuk pelaku usaha. Mereka juga akan dilatih untuk bisa mendatangkan pembeli. Bisa jadi dalam pelatihan itu dia bisa ekspor," ujarnya.
Baca juga: Menristek sebut belum ada fanatisme atas produk herbal asli Indonesia

Ia mencontohkan, Program Export Coaching Program pada tahun lalu diikuti 26 peserta dan dari jumlah itu, 14 orang diantaranya bisa melakukan ekspor dengan total nilai 11,1 juta Dollar Amerika.

"Itu bagi IKM (industri kecil menengah) kan besar totalnya karena yang kita latih ini yang masih kecil dan menengah," katanya.

Untuk kendala eksternal, Arif menambahkan pihaknya membutuhkan pihak lain misalnya optimalisasi pelabuhan seperti adanya kontainer yang datang ke pelabuhan namun tidak membawa muatan sehingga merugi.
Baca juga: Penjualan herbal di TaniHub melonjak 20 persen, termasuk empon-empon

"Nah ini yang sudah dirapatkan di pemerintah pusat, sebulan yang lalu. Kemungkinan akan mendatangkan kontainer, tapi kini kontainer ini sudah semakin membaik," ujarnya.

Arif menyebut pada tahun 2020 lalu, ekspor nonmigas Jateng masih surplus 940 juta dollar Amerika Serikat dengan negara tujuan AS, Jepang, China, Uni Eropa di Jerman, dan negara-negara ASEAN.

"Dengan produk unggulan Jateng meliputi tekstil, furnitur, alas kaki sepatu, barang barang dari kulit," kata Arif.

Baca juga: Produk herbal Papua laris di Eropa

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2021