Manila (ANTARA) - Filipina akan menjaga hubungan yang "dekat dan bersahabat" dengan Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden terpilih Joe Biden, di tengah periode ketegangan dalam aliansi keduanya yang telah berusia puluhan tahun.

"Kami sekali lagi mengucapkan selamat kepada presiden yang akan datang dan kami berharap dapat menjalin hubungan yang dekat dan bersahabat dengan pemerintahan Biden," kata juru bicara kepresidenan Harry Roque kepada CNN Filipina menjelang pelantikan Biden, Rabu.

Hubungan kedua negara telah diuji sejak Presiden Filipina Rodrigo Duterte menjabat pada 2016 dan memulai berbulan-bulan cercaan sarat sumpah serapah terhadap AS. Ia berulang kali mengancam akan membatalkan perjanjian militer bilateral Filipina-AS.

Duterte telah mengupayakan hubungan yang lebih hangat dengan China dan Rusia, dan secara khusus membidik mantan mitranya, Barack Obama, yang pemerintahannya dibantu oleh Biden sebagai wakil presiden.

Duterte pernah berkata dia tidak akan mengunjungi AS, menyebutnya sebagai negara yang "buruk".

Meskipun Duterte telah berbicara secara positif tentang Presiden AS Donald Trump, dia tetap kritis terhadap kebijakan luar negeri Amerika.

Analis politik Filipina memperkirakan pemerintahan Biden lebih vokal daripada pendahulunya tentang masalah hak asasi manusia di Filipina, termasuk peperangan Duterte melawan narkoba, yang telah menewaskan ribuan orang.


Sumber: Reuters
Baca juga: Filipina keluar dari program bantuan pembangunan AS
Baca juga: Filipina tangguhkan pembatalan perjanjian kunjungan pasukan dengan AS
Baca juga: Presiden Filipina: "selamat tinggal Amerika, kami tak butuh uang kalian"

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021