Kathmandu/New Delhi (ANTARA) - Pemerintah Nepal pada Jumat memberikan persetujuan untuk penggunaan vaksin pelawan virus corona buatan AstraZeneca, COVISHIELD, menyusul pertemuan dengan negara tetangga India --produsen utama vaksin tersebut.

"Izin bersyarat telah diberikan untuk penggunaan darurat vaksin COVISHIELD untuk melawan COVID-19 di Nepal," kata Departemen Administrasi Obat Nepal.

Nepal telah melaporkan 266.816 kasus dan 1.948 kematian akibat COVID-19, menurut data resmi pemerintah.

Pengumuman persetujuan penggunaan darurat vaksin buatan AstraZeneca itu menyusul pertemuan antara Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar dan Menlu Nepal Pradeep Kumar Gyawali pada Jumat  yang membahas "kerja sama erat" tentang pandemi , menurut pernyataan kementerian luar negeri India.

Pernyataan Kemenlu India itu menyebutkan bahwa Nepal meminta agar India memasok vaksin COVISHIELD ke negara Himalaya itu. Namun, pihak Kemenlu India tidak memberikan keterangan lebih lanjut.

India, salah satu produsen obat terkemuka dunia, telah memulai pembuatan vaksin COVID AstraZeneca, serta COVAXIN, yang dikembangkan oleh Bharat Biotech International dengan suatu lembaga yang dikelola negara.

India sendiri akan memulai gerakan vaksinasinya pada Sabtu (16/1).

Sumber: Reuters

Baca juga: Nepal akan gratiskan tes dan perawatan COVID-19 saat kasus melonjak

Baca juga: Cegah COVID-19, Nepal tutup jalur pendakian Gunung Everest

Baca juga: Perusahaan India sudah produksi 40 juta dosis vaksin AstraZeneca


 

Remdesivir, obat COVID-19 buatan India siap dipasarkan

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021