Jakarta (ANTARA) - Palang Merah Indonesia (PMI) semaksimal mungkin terus menjaga dan menaati penerapan protokol kesehatan dalam membantu korban gempa bumi di Kabupaten Majene dan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, sebab masih dalam situasi pandemi COVID-19.

“Relawan PMI akan menaati semaksimal mungkin untuk mengurangi risiko penularan atau penyebaran virus,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PMI Pusat Sudirman Said saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan secara umum para relawan akan menggunakan masker pelindung, baju hazmat bila diperlukan serta terus saling mengingatkan agar tidak terjadi kerumunan yang berisiko.

Terkait personel PMI yang terlibat, menurut dia, jumlahnya akan menyesuaikan dengan kebutuhan di lapangan berdasarkan hasil asesmen.

Untuk saat ini terdapat dua tim dari Sulawesi Tengah dalam perjalanan dengan membawa alat pelindung diri, di antaranya baju hazmat, masker pelindung, family kits, terpal dan selimut untuk para pengungsi.

“Ada sekitar 40 relawan sedang bergerak dari Makasar dengan menembus jalan yang terputus membawa kendaraan operasional dan ambulans,” ujar mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut.

Kemudian, terdapat pula tangki-tangki dan alat produksi air bersih yang dikirimkan PMI dari daerah paling dekat dengan lokasi bencana.

Bahkan, sejumlah kebutuhan darurat telah diterbangkan menggunakan Hercules TNI AU dari Gudang Regional Makasar. Begitu pula dengan logistik dari International Federation of Red Cross (IFRC) diarahkan untuk memenuhi kebutuhan darurat para pengungsi.

Selain itu, ke depan pihaknya juga akan mengadakan layanan kesehatan sosial, termasuk pemulihan trauma bagi anak-anak dan korban bencana.

“Nanti pada waktunya setelah kita tahu kebutuhan para pengungsi, pasti akan ada layanan kesehatan sosial,” ujarnya.

Baca juga: BPBD Sulbar ingatkan warga tidak mengungsi di gunung rawan longsor

Sejauh ini, data yang diperoleh PMI di lapangan menunjukkan terdapat kemungkinan sekitar 15.000 orang harus mengungsi. Untuk data lebih valid, PMI terus mencocokkan data dan melakukan pengecekan ulang secara berkala.

Baca juga: Bangunan tahan gempa mutlak di daerah rawan gempa seperti Sulbar

Sebelumnya, gempa dengan magnitudo 6,2 terjadi di wilayah Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, pada Jumat (15/1) pukul 01.28 WIB. Gempa berpusat enam kilometer timur laut Kabupaten Majene 2.98 LS-118.94 BT pada kedalaman 10 kilometer.

Baca juga: BNPB: 34 orang meninggal akibat gempa Sulbar

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid mengatakan berdasarkan data yang diterima dari lapangan terdapat korban meninggal dunia 27 orang, dengan rincian 18 orang di Mamuju dan sembilan di Majene.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021