Investor harus berhati-hati mengingat tanda-tanda kebangkitan wabah Virus Corona di daratan...
Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Hong Kong kembali berakhir lebih tinggi pada perdagangan Senin, memperpanjang keuntungan untuk hari kedua berturut-turut meskipun ada ketegangan terbaru antara China dan Amerika Serikat, karena investor China daratan terus memburu saham-saham murah melalui Stock Connect.

Indikator utama Indeks Hang Seng di Bursa Efek Hong Kong terkerek 0,11 persen atau 30,00 poin, menjadi menetap di 27.908,22 poin, setelah diperdagangkan antara terendah 27.794,81 poin hingga tertinggi 28.176,65 poin, dengan nilai transaksi 254,15 miliar dolar Hong Kong (sekitar 32,79 miliar dolar AS). Pada akhir pekan lalu, Jumat (8/1/2021) Indeks Hang Seng melonjak 1,20 persen atau 329,70 poin menjadi berakhir di 27.878,22 poin, rebound dari penurunan sehari sebelumnya dengan total nilai transaksi mencapai 270,29 miliar dolar Hong Kong (sekitar 34,88 miliar dolar AS).

Baca juga: Saham China anjlok, tertekan ketegangan dengan AS dan kasus baru virus

Investor China pada Senin membeli saham Hong Kong senilai 18,9 miliar yuan (2,92 miliar dolar AS) melalui Stock Connect yang menghubungkan Shanghai, Shenzhen dan Hong Kong, data Refinitiv menunjukkan.

Ketika investor AS membuang saham perusahaan-perusahaan China yang masuk daftar hitam oleh Presiden Donald Trump yang akan segera berakhir masa jabatannya, pemburu saham-saham murah di China mengambil sisi berlawanan dari perdagangan itu, bertaruh bahwa kepresidenan Joe Biden akan membalikkan larangan investasi.

Institusi Wall Street di Hong Kong mengatakan mereka mengurangi eksposur ke perusahaan-perusahaan China yang disebutkan dalam larangan AS atas investasi di perusahaan yang dianggap Washington terkait dengan militer China sebelum aturan diberlakukan pada Senin malam.

Baca juga: IHSG awal pekan ditutup melambung, ditopang kepastian politik di AS

Namun, Alex Wong, direktur di Ample Finance Group di Hong Kong mengatakan penghapusan pencatatan atau delisting tersebut "tidak akan terlalu berdampak", karena pelanggan dapat beralih ke emiten yang berbasis di Eropa atau China.

Yang juga membantu memberikan beberapa dukungan adalah data yang menunjukkan bahwa harga gerbang pabrik China turun bulan lalu pada laju paling lambat sejak Februari, menunjukkan sektor manufaktur negara itu terus mengalami pemulihan yang cepat dari guncangan COVID-19.

Meskipun beberapa orang mendesak agar berhati-hati setelah reli yang kuat. "Investor harus berhati-hati mengingat tanda-tanda kebangkitan wabah Virus Corona di daratan, dan karena masih ada kemungkinan bahwa pemerintahan Trump dapat mengeluarkan lebih banyak larangan terhadap perusahaan China," kata Guodu Hong Kong dalam sebuah laporan.

Baca juga: Bursa saham Australia berakhir jatuh dengan kerugian meluas

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021