Berdasarkan uji lab, jenis pangan ini mempunyai anti oksidan yang sangat tinggi, itu berguna dalam mengontrol diabetes. Juga mengandung collagen yang baik untuk kesehatan kulit.
Makassar (ANTARA) - Para petani yang berada di Dusun Bihulo, Desa Bontolempangan Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan siap mengembangkan budidaya talas Satoimo Jepang untuk memenuhi permintaan ekspor ke berbagai negara.

"Tahun ini para petani juga siap mengembangkan budidaya talas Jepang Satoimo. Mudah-mudahan 2021 ini kami bisa bantu pemerintah kembangkan talas Jepang," ungkap Kepala Dusun Bihulo, Desa Botolempangan, Hasbi melalui keterangan yang diterima di Makassar, Jumat.

Talas Satoimo merupakan jenis talas Jepang yang telah dikembangkan di Sulsel termasuk di Kabupaten Sinjai. Beberapa kabupaten yang telah mengembangkan jenis umbi-umbian ini seperti Kabupaten Soppeng, Bone, Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Luwu Timur, Toraja Utara dan Enrekang.

Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holticultura Sulsel mencatat permintaan dan kebutuhan ekspor sangat besar, namun Sulsel baru bisa mengisi 5 persen dari permintaan tersebut. Itu karena bahan pangan umbi-umbian ini dinilai menyehatkan bagi masyarakat.

Berdasarkan uji lab, jenis pangan ini mempunyai anti oksidan yang sangat tinggi, itu berguna dalam mengontrol diabetes. Juga mengandung collagen yang baik untuk kesehatan kulit.

"Karena itu selain untuk ekapor, penanaman talas ini kita tujukan sebagai ketahanan pangan kita. Produk ini selain dikomsumsi dalam bentuk aslinya, dapat dibuat tepung untuk diversifikasi produk konsumsi," ungkap Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holticultura Sulsel Andi Ardin Tjatjo.
Baca juga: Gubernur bertekad jadikan Sulsel percontohan ekspor

Ke depan, produk ini akan mendukung kebutuhan karbo yang rendah kalori sebagai makanan sehat.

Andi Ardin mengemukakan, rencana pengembangan di Kabupaten Sinjai yakni dengan membangun kebun untuk kebun bibit di Gunung Perak Sinjai Barat, selanjutnya akan dirilis ke petani.

Desa Bontolempangan yang berada di dataran tinggi Sinjai Barat merupakan hunian bagi sekitar 600 Kepala Keluarga (KK). Mereka umumnya berprofesi sebagai petani kopi dan jagung, serta aneka produk pertanian lainnya.

Pengembangan budidaya talas di wilayah tersebut kini didukung dengan pembangunan jalan ruas Palampang-Munte-Bontolempangan, di Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai yang telah mulai dimanfaatkan warga.
Baca juga: Komoditi kemiri Sulsel mulai rambah pasar global di 2020

Sejak adanya jalan ini, akses petani untuk membawa produknya ke pembeli mulai sangat lancar dan tentu berpengaruh besar terhadap peningkatan pendapatan petani.

Hasbi selaku kepala dusun setempat menuturkan lahan seluas 50 hektare telah dimanfaatkan petani untuk menanam kopi, dengan potensi 800 kilogram per hektare.

"Sejak jalan dibangun, transportasi lancar dan pemasukan petani cukup meningkat. Alhamdulillah berkat adanya pembangunan jalan di sini untuk tembus ke Kabupaten Bukukumba," ujar Hasbi.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyampaikan tahun ini, Pemprov Sulsel melalui Dinas Pertanian akan memberikan bantuan bibit talas dan pupuk pupuk untuk mendukung budidaya talas Jepang di Sinjai.

Di samping bernilai ekonomis, makanan ini juga sangat sehat untuk masyarakat.

"Setelah mandiri baru kita lepas. Kebutuhan akan talas itu sebulan mencapai 3000 ton, di mana 80 persen disuplai oleh Cina. Kita berharap bisa menggantikan Cina," kata Nurdin.

Pemprov Sulsel juga akan bantu pengadaan sapi sehingga bisa mengembalikan produksi susu di Sinjai Barat.
Baca juga: Di tengah COVID-19, Luwu Timur Sulsel ekspor lada putih ke China

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021