bisa mengungkit kesejahteraan masyarakat
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, La Nina bukan hanya berdampak timbulnya bencana alam tapi juga di sisi lain punya peluang positif yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Jika dilihat secara komprehensif, La Nina selain memiliki sisi ancaman, namun juga punya peluang positif yang dapat dimanfaatkan," kata Dwikorita saat membuka Webinar KedaiIklim#4 BMKG yang bertajuk "La Nina: Manfaatkan Air Hujan Berlimpah Untuk Kesejahteraan dan Pengurangan Risiko Bencana Hidrometeorologi" di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan, peluang yang dapat dimanfaatkan dari fenomena La Nina antara lain panen hujan dan surplus air tanah, peningkatan produktivitas pertanian yang memerlukan banyak air dan pemanfaatan telaga yang muncul selama tahun basah untuk budidaya ikan air tawar semusim.

Dwikorita mencontohkan, dalam enam kali La Nina dalam periode 30 tahun terakhir telah terjadi surplus air tanah tahunan di Waingapu sebesar 775 mm atau setara dengan 222 persen dari kondisi normalnya.

Hal senada disampaikan Dekan Sekolah Vokasi UGM Agus Maryono yang juga merupakan pakar hidrogeologi dan pelopor restorasi sungai Indonesia, bahwa seharusnya tahun basah harusnya bisa dimanfaatkan.

Baca juga: La Nina berkembang di Samudra Pasifik, waspadai dampaknya ke Indonesia

Baca juga: Kepala BMKG puji upaya mitigasi dampak perubahan iklim Surabaya


Menurut Agus, meski membawa ancaman, La Nina juga mempunyai dampak positif antara lain peluang percepatan tanam, perluasan area tanam padi baik di lahan sawah irigasi, tadah hujan maupun ladang.

Dampak positif lainnya dari La Nina yaitu, meningkatkan produksi perluasan lahan pasang surut, lahan pesisir akan berkembang lebih baik karena salinitas dapat dikurangi dan perikanan darat bisa dikembangkan lebih awal.

Daerah kering dan semi kering juga dapat memanfaatkan air berlimpah, air tanah bisa maksimal terisi begitu pula dengan danau, situ serta telaga. Alur sungai juga bisa sempurna
terbentuk.

"Memang ada ancaman bencana tapi harus dijadikan pengungkit kemajuan dalam segala bidang," katanya. Ia juga menyatakan, pemerintah harus menseting masyarakat untuk melakukan suatu gerakan secara sporadis untuk menghadapi La Nina.

Misalnya melalui kegiatan susur sungai, sehingga masyarakat di sekitar sungai tahu potensi-potensi sungai yang dapat dimanfaatkan untuk mitigasi maupun untuk pemanfaatan potensi wisata, potensi sumber air dan potensi perikanan.

"Kalau ada bencana mereka siap karena mereka tahu dimana titiknya dan kalau tidak ada bencana mereka juga bisa memanfaatkan potensi yang ada sehingga bisa mengungkit kesejahteraan masyarakat," kata Agus.

Baca juga: Indonesia dilanda gelombang panas? Cek faktanya!

Baca juga: Kepala BMKG jelaskan fenomena hujan di musim kemarau

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020