Jadi kita harap nanti in total (secara keseluruhan), kita bisa mencapai pendapatan di 2021 sebesar 50 persen dari kondisi 2019. Itu janji kami ke Kementerian BUMN bahwa 2021, revenue (pendapatan) kita akan 50 persen dibandingkan 2019. Memang akan ber
Jakarta (ANTARA) - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menargetkan bisa meraih separuh pendapatan 2019 pada 2021 meski diakui kondisi tahun depan masih akan berat karena dampak pandemi yang belum usai.

"Jadi kita harap nanti in total (secara keseluruhan), kita bisa mencapai pendapatan di 2021 sebesar 50 persen dari kondisi 2019. Itu janji kami ke Kementerian BUMN bahwa 2021, revenue (pendapatan) kita akan 50 persen dibandingkan 2019. Memang akan berat," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam jumpa pers virtual, Senin.

Menurut Irfan, target perbaikan kinerja itu sejalan dengan tren pertumbuhan jumlah penumpang serta peningkatan dua bisnis perusahaan yaitu kargo dan charter pesawat.

Kendati cukup optimistis, ia mengatakan tantangan terbesar dalam memenuhi target tersebut yakni penerbangan haji dan umroh, yang merupakan penyumbang terbesar dari kinerja 2019.

"Seperti diketahui, kita memperoleh revenue cukup besar dari haji dan umroh. Tapi kalau itu pun agak terbatas, kita mesti cari cara-cara baru untuk memastikan pendapatan yang bisa kita peroleh sesuai janji kita," katanya.

Khusus untuk kargo dan charter pesawat, Irfan menjelaskan pertumbuhan kedua lini bisnis tersebut menunjukkan peningkatan yang jauh membaik dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Pada tahun depan, perusahaan juga akan menyediakan pesawat freighter khusus yang hanya mengangkut kargo, tanpa penumpang sehingga kapasitas kargo yang diangkut akan lebih besar.

Saat ini Garuda Indonesia memiliki rute penerbangan khusus untuk mengangkut komoditas ekspor dengan rute Denpasar-Hong Kong, Denpasar-Singapura dan Manado-Narita.

Selain itu, anak-anak usaha Garuda Indonesia juga terus fokus melakukan ekspansi bisnis. PT GMF AeroAsia Tbk disebut Irfan akan mengembangkan layanan hanggar di Denpasar untuk menggarap potensi pasar Indonesia timur.

Sementara itu anak usaha Garuda Indonesia di penerbangan berbiaya rendah, Citilink disebut akan fokus mengoptimalisasi pasar penerbangan domestik yang bisa membuka akses ke wilayah ekonomi baru.

"Begitu pula Aerofood, di bawah Aerowisata saat ini juga terus memperkuat fokus bisnisnya pada sektor ritel dan industrial katering," kata Irfan.

Baca juga: Garuda Indonesia pantau perkembangan negara tujuan penerbangan

Baca juga: Garuda Indonesia terbitkan Obligasi Wajib Konversi Rp8,5 triliun

Baca juga: Jelang akhir tahun, Garuda bukukan jumlah penumpang tertinggi


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020