berfungsi mengurai sampah organik menjadi pupuk kompos
Banjarnegara (ANTARA) - Perseroan Terbatas Geo Dipa Energi (Persero) merealisasikan program terpadu rehabilitasi dan konservasi lingkungan di wilayah kerja operasional Unit Dieng, Jawa Tengah, sesuai kesepakatan dengan para kepala desa sekitar.

"Kesepakatan tersebut diambil pada tahun 2019, sehingga kami pada tahun 2020 ini merealisasikannya dengan melaksanakan beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat secara terpadu sejak bulan Agustus hingga Desember," kata Public Relations Officer PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Dieng Indra Yudhistira di Banjarnegara, Kamis.

Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan bagian dari program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) yang tetap dilaksanakan oleh Geodipa meskipun dalam era pandemi COVID-19.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan Geodipa Unit Dieng pada awal bulan Agustus 2020 berkolaborasi dengan BNI Cabang Wonosobo dalam program kelola sampah rumah tangga dengan pelatihan pembuatan 2.900 komposter mandiri dan komunal guna rehabilitasi lingkungan di salah satu desa binaan Geodipa, yaitu Sikunang, Kabupaten Wonosobo.

Ia mengatakan komposter tersebut selanjutnya didistribusikan kepada masyarakat di 12 desa sekitar wilayah penyangga Dataran Tinggi Dieng yang merupakan perbatasan tiga wilayah Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, dan Batang, antara lain Parikesit sebanyak 700 unit serta Jojogan, Patakbanteng, Dieng Wetan, Sikunang, Sembungan, Dieng Kulon, Karangtengah, Kepakisan, Pekasiran, Bakal, dan Pranten masing-masing sebanyak 200 unit.

"Setelah didistribusikan, Geodipa bersama BNI Cabang Wonosobo pun melanjutkan dengan program penyuluhan pemilahan sampah organik-anorganik disertai tata cara penggunaan komposter dengan memanfaatkan cairan MOL (micro-organisme local) sebagai pelengkap bantuan. Cairan MOL ini memiliki kandungan mikro organismenya dari bahan-bahan alami yang mudah didapat di sekitar tanpa harus keluarkan uang banyak, di mana berfungsi mengurai sampah organik menjadi pupuk kompos padat dan cair sebagai substitusi pupuk kimia yang khalayak digunakan di wilayah pertanian Dieng," katanya.

Selain itu, kata Indra, Geodipa juga memberikan desa program penyediaan alat kelola sampah berskala sedang peruntukan sampah organik untuk enam desa, yaitu Parikesit, Jojogan, Patakbanteng, Dieng Wetan, Sembungan, dan Sikunang masing-masing berupa satu unit mesin pencampur sampah, satu unit mesin pencacah sampah, dan satu unit mesin penggiling.

Khusus untuk Desa Sikunang, lanjut dia, Geodipa melengkapi dengan mesin pres hidrolik sebanyak satu unit.

"Alat-alat ini diprioritaskan ke desa-desa binaan tersebut karena pada wilayah tersebut telah memiliki sarana tempat, tim penggerak lengkap dan operasional dukungan dari pemerintah desa terkait kelola sampah," katanya.

Sementara di sisi hulu, kata dia, Geodipa merealisasikan program pemberian 3.000 bibit tanaman penghijauan yang bernilai ekologi guna konservasi lahan dalam bentuk bibit cemara bintamin untuk Desa Sikunang dan Dieng Kulon masing-masing 500 batang serta Pranten sebanyak 1.000 batang, bibit puspa untuk Dieng Kulon dan Sikunang masing-masing 500 batang.

Menurut dia, pihaknya juta memberikan bibit tanaman penghijauan yang bernilai ekonomi guna pemberdayaan masyarakat desa dalam bentuk bibit kopi arabika sigararutang kepada warga Desa Dieng Kulon, Sikunang, dan Bakal masing-masing sebanyak 4.000 batang.

"Semua bibit yang diberikan dan kemudian ditanam itu merupakan pohon keras tegakan yang dibutuhkan dalam memaksimalkan potensi lahan mencegah terjadinya tanah longsor. Pemberian bibit tanaman itu juga dalam rangka Hari Menanam Pohon Nasional yang diperingati setiap tanggal 28 November," katanya.

Indra mengatakan Geodipa juga melaksanakan program pelatihan budi daya kopi arabika sigararutang sebagai kelanjutan dari pemberian bibit tanaman tersebut.

Menurut dia, pelatihan itu diberikan kepada 17 perwakilan masyarakat Desa Sikunang, Dieng Kulon, dan Bakal yang terpilih serta memiliki motivasi untuk mengenal tanaman bernilai ekonomi tersebut.

"Pelatihan ini sekaligus untuk membuka wawasan sebagai alternatif pengganti komoditas kentang yang kini semakin turun pamor dan harganya yang tidak menentu, di samping efek buruk dari alih fungsi degradasi lahan serta pencemaran hulu air sungai," katanya. 

Baca juga: Geo Dipa tambah kapasitas PLTP 110 MW dukung energi ramah lingkungan

Baca juga: Geo Dipa sudah ditugaskan kelola PLTP Dieng dan Patuha

Baca juga: Dua Desa Jadi Model Konservasi Kawasan Dieng

 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020