Bengkulu (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong Provinsi Bengkulu menjadi penyangga utama kebutuhan pangan nasional karena posisi geografis daerah itu dianggap strategis.

"Saya berharap agar semua pihak memiliki komitmen yang kuat untuk mengakselerasi potensi sumber daya alam yang ada dan inilah yang saya sebut dengan kekuatan di Provinsi Bengkulu," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.

Dalam kunjungan kerjanya ke Desa Padang Merbau, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, Mentan menilai Bengkulu bisa dijadikan daerah pertanian karena memiliki tanah yang subur serta sumber air yang cukup.

Namun, kata dia, saat ini pengelolaan komoditas pangan seperti beras di Bengkulu dinilai masih kurang, sehingga hasil pertanian yang keluar dari daerah tersebut didominasi sawit dan karet.

Menurut dia, pemerintah akan berupaya agar Provinsi Bengkulu bisa swasembada beras yakni dengan membuat lahan, memberikan bantuan pupuk serta bibit dari varietas unggulan dan mengintervensi pengolahan beras.

Dia menambahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras Indonesia tahun 2020 mencapai 31,63 juta ton.

Angka produksi tersebut diperoleh dari luas panen padi 2020 mencapai 10,79 juta hektare dan produksi padi diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG.

"Sampai akhir Desember kita punya stok awal 5,9 juta. Apabila produksi beras kita 31,63 juta ton dan kebutuhan konsumsi sebesar 30 juta ton beras maka hingga akhir tahun ini ada stok akhir tujuh juta ton beras kurang lebih," kata Syahrul.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Dedy Ermansyah menyambut dukungan Mentan untuk mendorong daerah itu menjadi penyangga utama pangan nasional.

Apalagi, kata dia, dalam kunjungannya ke Provinsi Bengkulu, Syahrul menyerahkan bantuan senilai Rp33,1 miliar untuk daerah itu. Selain juga menyerahkan bantuan bibit dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani di Kabupaten Seluma.

Kata Dedy produksi gabah Provinsi Bengkulu dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2020 produksinya mencapai 2,972 ton, naik 0,15 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Bila dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan, produksi beras tahun 2020 naik 200 ton dibanding tahun sebelumnya," demikian Dedy.

Pewarta: Carminanda
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020