Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan WIKA dalam proses penerbitan Obligasi & Sukuk Berkelanjutan Tahap I ini
Jakarta (ANTARA) - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk  atau WIKA mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 2,5 kali untuk obligasi dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan Tahap I senilai Rp2 triliun.

Obligasi itu terdiri dari tenor 3 tahun dengan kupon 8,60 persen, 5 tahun (9,25 persen), dan 7 tahun (9,85 persen).

Direktur Keuangan WIKA Ade Wahyu dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis mengatakan oversubscribed itu menunjukkan masih tingginya minat dan kepercayaan para investor, saat dan pasca pandemi untuk berinvestasi pada sektor infrastruktur khususnya pada WIKA yang diproyeksi akan semakin positif pada 2021 mendatang.

Ia menambahkan WIKA bersyukur telah dipercaya oleh para investor dalam penawaran obligasi dan sukuk yang ditujukan untuk refinancing Komodo Bonds dan alokasi kebutuhan modal kerja.

Baca juga: WIKA bangun Terminal Kijing dengan "trestler" terpanjang di Indonesia

"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan WIKA dalam proses penerbitan Obligasi & Sukuk Berkelanjutan Tahap I ini," ujarnya.

Dengan model bisnis yang terintegrasi serta profil risiko yang terdiversifikasi, ia mengatakan WIKA siap mendukung pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia serta pemulihan ekonomi nasional.

Realisasi target 2020

Kesuksesan penawaran Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan Tahap I itu, kata Ade Wahyu, didorong oleh optimisme perseroan mencapai target kontrak baru 2020 yang telah ditetapkan sebesar Rp21,37 triliun.

Hingga November kontrak baru WIKA  telah mencapai Rp18 triliun atau 84,22 persen dari target.

Adapun kontribusi kontrak baru terbesar secara berturut-turut berasal dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp7,78 triliun, energi dan industrial plant sebesar Rp5,62 triliun, industri Rp4,10 triliun dan properti sebesar Rp509 miliar.

Baca juga: Gubernur NTB undang Wijaya Karya kembangkan kawasan industri

Raihan kontrak kontrak besar di antaranya berasal dari Proyek Smelter Feronikel yang terletak di Sulawesi Tenggara sebesar Rp5,39 triliun, proyek lanjutan Tol Serang Panimbang Rp938 miliar dan Proyek Bendungan Ameroro (Sulawesi Tenggara) sebesar Rp538 miliar.

Saat ini WIKA juga tengah mengikuti beberapa proses tender proyek strategis yang tahun ini akan diumumkan dan kualifikasinya sesuai dengan portofolio, pengalaman, dan teknologi terkini yang digunakan oleh perseroan. Diharapkan hal itu bisa menjadi pengungkitnya, kata dia.

WIKA, lanjut dia, juga meyakini bahwa tahun 2021 industri konstruksi di Indonesia akan kembali menggeliat seiring dengan membaiknya kondisi makro ekonomi di Indonesia, sehingga perseroan yakin akan tumbuh signifikan tahun 2021.

Baca juga: Tol Serang-Panimbang Seksi I segera rampung, akan dukung mudik Lebaran

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020