Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah pejabat termasuk Gubernur Riau Syamsuar kuat dugaan tertular COVID-19 dari para istri yang tergabung dalam organisasi dharma wanita, dan kini menjadi klaster penularan baru di lingkaran terdekat kepala daerah di provinsi itu.

“Kurang lebih 20 orang pasien terkonfirmasi positif dari klaster dharma wanita,” kata Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir di Pekanbaru, Selasa.

Baca juga: Surabaya antisipasi penurunan disiplin penerapan protokol kesehatan

Gubernur Riau Syamsuar dan isterinya Misnarni, terkonfirmasi positif COVID-19 dan keduanya menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Kota Pekanbaru.

Mimi menjelaskan terdapat kepala dinas di organisasi perangkat daerah tertular COVID-19 dari klaster dharma wanita.

Baca juga: Bamsoet sarankan pemerintah hati-hati tentukan kebijakan libur panjang

“Kepala Biro Adpim, Kadis Kebudayaan beserta istri, Karo Pembangunan dan istri. Yang terbaru, Kadis Perikanan dan istri, dan Ibu Sekda kalau tak salah saya juga. Itu terbaru dari pemeriksaan yang positif. Harapan saya tak ada penambahan kasus,” ujarnya.

Mimi mengatakan pasien dari klaster dharma wanita ada yang menjalani perawatan dengan isolasi mandiri di rumah, dan ada yang menempati fasilitas isolasi yang disediakan pemerintah daerah, dan rumah sakit. “Tergantung gejala dari yang bersangkutan,” katanya.

Baca juga: Sultan: Sekolah tatap muka tunggu evaluasi perkuliahan di kampus

Juru Bicara COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P(K) menambahkan hingga kini belum ada tanda-tanda kasus di Riau melandai, bahkan cenderung tetap tinggi. Jumlah kasus COVID-19 secara akumulatif kini lebih dari 20 ribu kasus, dan angka pertambahan dan kematian cukup tinggi.

“Ini sudah sesuai prediksi kami sebelumnya, bahwa pada akhirnya tahun kasus akan menembus 20 ribu. Belum ada tanda-tanda akan melambat, ada 100-200 kasus (baru) per hari, dan kematian 5-6 kasus per hari,” katanya.

Ia mengatakan Satgas terus mengimbau kepada masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan, minimal dengan mengenakan masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan. Sebabnya, virus corona tidak pandang bulu dan bisa menular ke siapa saja.

“Semua statusnya sama di mata COVID-19, yang bedakan ada atau tidak imunitas tubuh, kepatuhan dan kedisiplinannya melakukan protokol kesehatan. Tapi kalau orang sekeliling tak disiplin, risikonya tetap besar,” ujarnya.

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020