Jakarta (ANTARA) - Menyambut Hari Disabiiltas Internasional, yang jatuh pada 3 Desember, Grab memperluas peluang digital bagi penyandang disabilitas dengan meluncurkan program "Grab Mendobrak Batas: Peluang Ekonomi Digital Bagi Penyandang Disabilitas," sebagai upaya meningkatkan kapabilitas para penyandang disabilitas.

Melalui inisiatif ini, Country Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, mengatakan Grab ingin merangkul puluhan penyandang disabilitas untuk memanfaatkan teknologi dan mendapatkan peluang ekonomi digital.

Baca juga: Agus: penyandang disabilitas butuhkan transportasi aman-nyaman

Baca juga: Bus ramah disabilitas akan hadir di Bandung


"Program peningkatan kapabilitas ini merupakan bentuk dukungan dari Grab yang sejalan dengan tema Hari Disabilitas Internasional, yaitu membangun kembali kehidupan yang lebih baik ke arah yang inklusif, accessible, dan berkelanjutan pada pasca COVID-19," ujar Neneng dalam konferensi pers virtual, Selasa.

Lewat program tersebut Grab akan mengadakan rangkaian sesi peningkatan kapabilitas yang memberikan pelatihan dan peningkatan keterampilan bagi penyandang disabilitas di Indonesia.

Pertama, sesi pemberian motivasi wirausaha disabilitas. Sesi ini fokus dalam memberikan pembelajaran dan motivasi dari seorang wirausahawan tunanetra agar para penyandang disabilitas dapat terinspirasi untuk mengatasi tantangan dalam berwirausaha sebagai seorang disabilitas dan mendapatkan semangat dan kepercayaan diri untuk memulai usaha.

Selanjutnya, sesi pemanfaatan teknologi melalui kelas literasi digital. Di dalam sesi ini, para penyandang disabilitas akan diberikan pelatihan penggunaan aplikasi chat untuk menjual produk yang efektif dan menarik serta strategi pemasaran untuk berjualan melalui grup dalam aplikasi chat.

Baca juga: Pastikan platform aman, Grab pekerjakan 300 ahli TI

Baca juga: Pemerhati sebut perlu pemberdayaan pekerja disabilitas

Aplikasi chat dipilih sebagai saluran yang cocok karena sudah dimengerti oleh para penyandang disabilitas untuk mereka bisa memasarkan produk dan jasa kepada basis pelanggan yang mereka miliki.

Terakhir, sesi pemberian bekal pengetahuan bisnis digital bersama GrabKios. Sesi ini akan mengenalkan peluang usaha baru melalui GrabKios agar para penyandang disabilitas dapat berjualan produk digital dan finansial, seperti kirim uang, pembayaran tagihan, dan pulsa ke komunitas di sekitarnya.

Masing-masing sesi akan difasilitasi oleh praktisi yang ahli dan berpengalaman di bidangnya, seperti Dimas Muharam selaku CEO Kartunet yang merupakan wirausahawan disabilitas dan Indriyatno Banyumurti, praktisi literasi digital dari Siberkreasi.

"Bagi Grab, pandemi memastikan lebih banyak lagi masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari ekonomi digital, di mana kolaborasi menjadi hal yang sangat penting," kata Neneng.

"Maka kami bekerjasama dengan pemerintah untuk terus mendukung digitalisasi UMKM, terus memberikan inovasi untuk menyediakan platform terbaik bagi bisnis kecil dan UMKM, dan juga menghadirkan inovasi yang mengedepankan keamanan dan higienis di tengah pandemi," dia melanjutkan.

Selama masa pandemi, penyandang disabilitas di Indonesia terkena dampak negatif salah satunya dari sisi ekonomi. Menurut survei yang dilakukan oleh Jaringan Difabel Indonesia, sekitar 86 persen responden yang bekerja di sektor informal mengalami pengurangan pendapatan sebesar 50 persen hingga 80 persen.

Oleh karena itu dengan hadirnya program ini, Grab berharap dapat membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mendapatkan serangkaian pelatihan peningkatan kapabilitas dan peluang pendapatan sebagai mitra agen GrabKios.

Grab juga menjalin kerja sama dengan Koneksi Indonesia Inklusif (Konekin) serta mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) dalam program ini agar penyandang disabilitas bisa memperoleh bekal pengetahuan digital yang memadai

"Saya mengapresiasi komitmen Grab dalam memperdayakan difabel di Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Dalam era ekonomi digital, di mana model ekonomi ini merupakan model ekonomi bersifat inklusif bagi setiap orang," ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam kesempatan yang sama.

"Saya juga mengapresiasi rekan-rekan difabel atas semangat juang yang terus menginspirasi kita, semua untuk terus berupaya semaksimal mungkin, dalam peran apapun yang kita kerjakan. Kita terus bersinergi untuk sama-sama menjamin penyediaan kesempatan yang setara bagi semua orang dalam memajukan ekonomi digital di Indonesia," dia menambahkan.


Baca juga: Dewi Yull ingin film Indonesia ada "subtitle" untuk teman tuli

Baca juga: Menkominfo: Ekosistem digital Indonesia harus inklusif

Baca juga: Kemenhub apresiasi inisiatif Grab kurangi jejak karbon

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020