Untuk pertama kali kami menembak dari jarak 19 kilometer (dengan sasaran di darat). Sebelumnya hanya sekitar 12 kilometer sampai 13 kilometer
OKU Timur, Sumsel (ANTARA) -
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa mengaku puas dengan hasil Latihan Antar-Kecabangan TNI AD di Puslatpur Kodiklatad, Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Kamis.
 
Jenderal Andika yang menyaksikan langsung latihan yang diikuti oleh 3.300 personel Kostrad itu mengaku telah banyak hal yang baru dari jajaran-nya.
 
Bukan hanya alutsista canggih dan modern, jajaran-nya juga dinilai telah semakin andal dan diperhitungkan dalam medan pertempuran.
 
Salah satunya meriam Astros berhasil menghancurkan sasaran dari jarak 19 kilometer, padahal meriam buatan Brazil itu belum pernah menembakkan dengan jarak 19 kilometer.
 
"Untuk pertama kali kami menembak dari jarak 19 kilometer (dengan sasaran di darat). Sebelumnya hanya sekitar 12 kilometer sampai 13 kilometer," imbuhnya.

Baca juga: Puncak latihan tempur TNI AD libatkan 3.123 personel

Baca juga: Kasad ingatkan anggota netral dalam Pilkada 2020
 
Alat utam sistem persenjataan (alutsista) yang termasuk unsur-unsur armed TNI AD itu merupakan meriam paling anyar, oleh karenanya kemampuannya terus dimaksimalkan oleh Angkatan Darat.
 
Menurut mantan Pangkostrad ini, uji kemampuan meriam Astros memang lebih pas bila dilakukan dengan sasaran di darat.
 
Bila ditembakkan ke laut seperti yang sebelumnya, kata dia, pengukuran-nya kurang akurat. Untuk itu, dalam latihan ini pihaknya mencoba menembak sasaran darat dari jarak 19 kilometer.
 
Tahun depan, orang nomor satu di Angkatan Darat itu ingin jarak meriam Astros dengan sasarannya ditambah menjadi 25 kilometer.
 
"Kami punya munisi yang bisa menembak dari jarak 80 kilometer, sehingga tahun depan kami coba dengan jarak 25 kilometer," ujar Andika.
 
Menurut dia, kemampuan munisi jangan disia-siakan dan TNI AD punya meriam yang bisa menembak dari jarak ratusan kilometer.
 
Andika juga memuji anak buahnya dalam latihan tempur karena berhasil menuntaskan materi pertempuran yang rumit.
 
Di mana banyak unsur bergerak cepat dalam waktu bersamaan untuk menaklukan musuh. Helikopter Apache, tank Leopard, dan alutsista lainnya dinilai sudah digunakan dengan baik.
Dua helikopter serbu AH-64 Apache saat menembak rudal ke sasaran saat Latihan Antar Kecabangan (Latancab) TNI AD, di Puslatpur Kodiklatad, Baturaja, Kecamatan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Kamis (26/11/2020). (ANTARA/Syaiful Hakim)
Dia juga mengaku senang dengan percobaan helikopter serbu AH-64 Apache dalam latihan tempur kali ini.
 
Menurut dia, jenis helikopter tempur Apache yang dimiliki oleh TNI AD yang paling canggih.
 
"Kita juga tadi melihat penembakan heli kita yang Apache. Saat ini yang tercanggih. Tadi kita mendemokan rudal atau hellfire. Namanya rudal akurasi jauh lebih diandalkan," ungkapnya.
 
Lebih lanjut, Andika mengatakan pelatihan kali ini juga sebagai bentuk kesiapan seluruh personel TNI jika bertarung di medan perang. Khususnya personel yang harus ditugaskan di daerah lainnya.

Baca juga: Kasad hadiahi perwira tugas di Secapa AD atas dedikasi di perbatasan
 
"Sengaja kita datangkan dari divisi 2 yang lokasinya di Jawa Timur dengan batalion kesenjataan berbeda. Ini merupakan suatu latihan bagi kami karena memindahkan pasukan dan kendaraan tempur atau alutsista itu juga suatu pengalaman yang harus dilakukan mereka. Kebetulan tahun ini bekerja sama dengan AL," ucapnya menjelaskan.
 
Dalam pelatihan ini, Andika mengakui turut dibantu oleh TNI AL dalam hal mobilitas pergeseran 3.000 personel pasukan dari Jawa Timur menuju Baturaja, Sumatera Selatan. Tak hanya pasukan, mereka juga membantu dalam hal pemindahan alutsista menuju Puslatpur.
 
"Total ada 8 KRI yang mendukung kita sehingga kita merasakan dari 'base', pangkalan sampai ke pelabuhan panjang kemudian pergeseran ke sini ada yang pakai KAI ada yang darat. Secara umum, yang dilakukan berbeda dan sangat sukses karena kita melibatkan sesuatu yang tidak ada tahun lalu. Dari segi akurasi pun semakin baik," tutur-nya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020