(Kerja sama bidang pabean, red) itu diharapkan dapat membawa manfaat yang lebih besar pada sektor dagang dan rantai pasok barang melalui penyederhanaan aturan, regulasi, dan prosedur
Jakarta (ANTARA) - Indonesia, Malaysia, dan Thailand (IMT) telah selesai membahas kerangka kerja sama (FoC) bidang pabean, imigrasi, dan karantina di tengah situasi COVID-19 dan tiga negara itu berencana mengesahkan serta mengadopsi kemitraan tersebut pada 2021.

Informasi itu disampaikan oleh Direktur Pusat Kerja Sama Sub Regional Indonesia, Malaysia, Thailand (CIMT), Firdaus Dahlan, usai menghadiri pertemuan antarmenteri IMT-GT ke-26, yang diadakan secara virtual, Kamis.

Pembahasan mengenai kemitraan itu sempat mandek sejak 2014, tetapi selama masa pandemi COVID-19 tahun ini, kemitraan sub regional ini dapat menyumbang hasil positif yang salah satunya berhasil menyelesaikan pembahasan kerangka kerja sama (FoC) bidang pabean, imigrasi, dan karantina, kata Firdaus melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta.

Ia kembali menegaskan tiga negara berharap dokumen kerja sama itu dapat disahkan dan diadopsi oleh Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada 2021.

"(Kerja sama bidang pabean, red) itu diharapkan dapat membawa manfaat yang lebih besar pada sektor dagang dan rantai pasok barang melalui penyederhanaan aturan, regulasi, dan prosedur," terang Firdaus, diplomat senior Indonesia yang sempat menjabat sebagai Direktur Asosiasi Negara-Negara di Samudera Hindia (IORA) pada 2014-2018.

Indonesia, Malaysia, dan Thailand -- tiga negara di Asia Tenggara yang berbagi perbatasan di darat dan laut, membentuk kerja sama ekonomi dan dagang, yang disebut Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Malaysia, dan Thailand (IMT-GT) pada 1993. Kemitraan itu bertujuan meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di tiga negara, yang memiliki total penduduk kurang lebih 84 juta jiwa.

Demi mencapai tujuan itu, IMT-GT telah menggelar berbagai acara rutin yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dari tiga negara. Untuk tahun ini, meskipun terkendala pandemi COVID-19, tiga negara tetap menggelar berbagai acara rutin, di antaranya pertemuan antarmenteri IMT-GT ke-26.

Dalam pertemuan itu, selain membahas rencana kemitraan di sektor kepabeanan, Indonesia, Malaysia, dan Thailand juga membahas strategi memperluas jangkauan ekspor produk-produk lokal dari tiga negara itu lewat ruang-ruang digital. "IMT-GT berencana meluncurkan IMT-GT E-Commerce Platform pada 2021 demi menyambut era digital di sektor perdagangan," jelas Firdaus, yang berkantor di Putrajaya, Malaysia.

Tidak hanya itu, selama pertemuan antarmenteri IMT-GT, perwakilan dari tiga negara juga kembali menegaskan komitmen untuk menyelesaikan pembangunan berbagai proyek infrastruktur yang nilainya mencapai 51 miliar dolar AS (sekitar Rp718,6 triliun). Proyek infrastruktur itu mencakup pembangunan jalan; bandara; jembatan; pelabuhan; jalur kereta; transportasi darat; zona ekonomi khusus; serta sarana kepabeanan, imigrasi dan karantina.

"Proyek pembangunan itu sebagian besar akan selesai pada 2021," sebut Firdaus.

Pertemuan antarmenteri IMT-GT tahun ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi dari tiga negara, termasuk di antaranya Menteri Perdagangan Republik Indonesia Agus Suparmanto, Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpittayapaisith, dan Menteri untuk Departemen Ekonomi Kantor Perdana Menteri Malaysia Dato’ Sri Mustapa Mohamed.

Tidak hanya itu, pejabat dari organisasi lain juga turut menghadiri pertemuan tersebut, di antaranya Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN Aladdin D. Rillo dan Wakil Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, Ahmed M. Saeed.

Baca juga: Indonesia-Malaysia-Thailand bangun solidaritas persiapkan normal baru
Baca juga: Indonesia tuan rumah pertemuan transportasi dengan Malaysia-Thailand
Baca juga: Jokowi: kerja sama IMT-GT fokus pada tiga hal




 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020