Seoul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri China Wang Yi akan berkunjung ke Korea Selatan pekan depan untuk membicarakan sejumlah isu, termasuk Korea Utara dan virus corona.

Lawatan Wang dilakukan ketika kedua negara membahas kemungkinan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Seoul, yang dijadwalkan awal tahun ini tetapi tertunda karena pandemi.

Wang akan tiba di Seoul pada Rabu (25/11) untuk memulai kunjungan selama tiga hari, yang mencakup pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha.

"Menteri Kang akan berbagi pandangan mendalam dengan Anggota Dewan Wang tentang hubungan bilateral, seperti pertukaran tingkat tinggi dan tanggapan COVID-19 serta masalah lain yang menarik termasuk semenanjung Korea," kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam sebuah pernyataan, Jumat.

Wang juga akan mengunjungi Jepang sebelum perjalanannya ke Korea Selatan.

Di Seoul, Wang dijadwalkan bertemu dengan pejabat dari kantor kepresidenan Korsel, Gedung Biru, untuk membahas rencana kunjungan Xi, juga soal pemerintahan Amerika Serikat yang akan datang di bawah kepemimpinan presiden terpilih Joe Biden.

Kang mengatakan kepada parlemen pekan lalu bahwa Korea Selatan dan China tidak membahas tanggal spesifik untuk lawatan Xi tetapi memperkirakan bahwa presiden China itu akan datang "segera setelah situasi COVID-19 stabil".

Menlu Wang adalah diplomat senior kedua China, setelah Yang Jiechi, anggota Politbiro Partai Komunis, yang melakukan perjalanan ke Korea Selatan sejak virus corona muncul di China akhir tahun lalu. Yang Jiechi mengunjungi kota pelabuhan selatan Busan pada Agustus.

Korea Selatan juga pada Juli mengirim seorang diplomat tingkat tinggi ke China untuk melakukan pembicaraan ekonomi.

Kedua negara masih berselisih tentang sistem pertahanan rudal AS yang dipasang di Korea Selatan pada 2017.

Meskipun AS dan Korea Selatan mengatakan sistem itu ditujukan untuk menangani rudal apa pun yang mungkin ditembakkan Korea Utara, China khawatir sistem itu dapat merusak pertahanannya.

China, satu-satunya sekutu utama Korea Utara, telah memainkan peran penting dalam upaya menekan Korut untuk melucuti program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi AS,. Namun, pembicaraan terhenti sejak tahun lalu.


Sumber: Reuters

Baca juga: Korsel, China, Jepang bahas kerja sama terkait pandemi virus corona

Baca juga: Korut dukung China terapkan UU keamanan di Hong Kong


 

China luncurkan kapal patroli terbesar

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020