Tokyo (ANTARA) - Jepang berencana memperluas keanggotaan Perjanjian Komprehensif dan Progresif Kemitraan Trans Pasifik (CPTPP) yang saat ini diikuti oleh 11 negara, kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Jumat.

Pernyataan itu membuka pintu bagi China dan Inggris yang belum lama ini menunjukkan minat untuk bergabung dalam kemitraan dagang CPTPP.

Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans Pasifik (CPTPP) menghubungkan 11 negara, yaitu Kanada, Australia, Jepang, Brunei Darussalam, Chile, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

"Jepang akan berusaha mewujudkan kawasan pasar bebas di Asia Pasifik di antaranya melalui finalisasi RCEP (Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional, red) dan juga perluasan perwujudan kesepakatan CPTPP yang konsisten, saat menjabat sebagai ketua kemitraan (CPTPP) tahun depan," kata Suga.

Pernyataan itu disampaikan Suga lewat tayangan video yang disiarkan saat acara APEC CEO Dialogue, Kamis (19/11) jelang pertemuan para kepala negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang digelar secara virtual pada pekan ini.

Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) merupakan kerja sama pasar bebas terbesar di dunia yang ditandatangani bulan ini oleh 15 negara. Namun, 21 anggota APEC berencana mewujudkan Kawasan Pasar Bebas Asia Pasifik yang kemungkinan jangkauannya jauh lebih besar dari RCEP.

Baca juga: RCEP ditandatangani, blok dagang yang didukung China kecualikan AS

Baca juga: Kamar Dagang AS sebut AS tertinggal usai Asia-Pasifik bentuk RCEP

Baca juga: Biden: AS, sekutu perlu tetapkan aturan perdagangan untuk lawan China


Juru bicara Kementerian Perdagangan China pada Kamis mengatakan pihaknya membuka diri terhadap kemungkinan bergabung dalam CPTPP, sementara Inggris pada awal tahun ini mengumumkan niatnya untuk masuk dalam kemitraan dagang Asia Pasifik tersebut.

Penasihat Negara sekaligus Menteri Luar Negeri China Wang Yi dijadwalkan akan melawat ke Tokyo minggu depan. Lawatan itu akan jadi kunjungan pertama yang dilakukan oleh pejabat tinggi dua negara selama pandemi COVID-19, kata Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi saat pengarahan media, Jumat.

Sementara itu, melalui pidatonya dalam acara APEC, Suga, menegaskan kembali kebijakan prioritasnya, yaitu transformasi digital dan upaya mengurangi kadar gas buang/gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global serta perubahan iklim.

"Saat perilaku masyarakat berubah karena COVID-19, mempercepat transformasi digital jadi salah satu tujuan yang penting," kata dia.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sekretariat APEC: RCEP dorong keterbukaan dan kesetaraan di kawasan

Baca juga: Taiwan bahas TPP versi baru setelah tidak bisa bergabung dengan RCEP

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020