Selain menyiapkan sumber pendanaan yang menjadi solusi fundamental Jiwasraya, transformasi perusahaan menjadi poin penting dalam penyelamatan seluruh polis Jiwasraya.
Jakarta (ANTARA) - Manajemen baru PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sedang melakukan transformasi perusahaan untuk menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya melalui program restrukturisasi, membenahi seluruh lini bisnis perusahaan.

"Selain menyiapkan sumber pendanaan yang menjadi solusi fundamental Jiwasraya, transformasi perusahaan menjadi poin penting dalam penyelamatan seluruh polis Jiwasraya," kata Direktur Kepatuhan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Jiwasraya R Mahelan Prabantarikso, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Mahelan menjelaskan sejak Januari 2019 terdapat sejumlah transformasi atau pembenahan yang dilakukan manajemen baru Jiwasraya.

Baca juga: Pakar puji Kejagung kerja secara maraton usut kasus Jiwasraya

Pertama, transformasi pada sisi bisnis model dengan menghentikan produk-produk lama Jiwasraya yang menjanjikan bunga tinggi, menekan beban penjualan produk dengan membentuk unit khusus bisnis korporasi, revitalisasi penjualan produk asuransi ritel, hingga penggunaan sistem kerja sama keagenan yang saling menguntungkan.

Kedua, peningkatan kualitas tata kelola dan manajemen risiko dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan fairness.

Selanjutnya, menerapkan prinsip Good Corporate Governance yang meliputi anti gratifikasi, pengendalian informasi, hingga penerapan pedoman etika dan perilaku serta pembuatan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN).

"Peningkatan kualitas tata kelola dan penerapan prinsip GCG ini merupakan tugas dan amanah dari Pemerintah, serta pengejawantahan dari program Akhlak (amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif) yang menjadi nilai inti Kementerian BUMN," ujar Mahelan yang juga menjadi Koordinator Tim Satgas Restrukturisasi Jiwasraya.

Baca juga: Restrukturisasi Jiwasraya bisa tekan kerugian nasabah dan Pemerintah

Ketiga, manajemen Jiwasraya juga telah menerapkan standardisasi penempatan portofolio investasi yang ideal dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Di samping itu, menerapkan manajemen risiko yang ketat pada saat pengelolaan investasi dalam proses bisnis investasi Jiwasraya.

"Manajemen telah melakukan reorganisasi dalam rangka efisiensi biaya operasional dan optimalisasi SDM demi menunjang pelaksanaan program penyelamatan polis Jiwasraya," terang Mahelan.

Manajemen baru Jiwasraya bersama pemerintah segera mengumumkan langkah konkret penyelamatan seluruh polis Jiwasraya, menyusul masalah likuiditas yang terjadi sejak beberapa tahun ke belakang.

Pemerintah menganggarkan dana yang berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp22 triliun yang akan disalurkan terlebih duli ke Indonesia Financial Group (IFG), yang sebelumnya bernama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).

Dana sebesar Rp22 triliun itu akan digunakan Indonesia Financial Group (IFG) untuk mendirikan perusahaan asuransi baru yang bernama IFG Life. Polis-polis Jiwasraya yang telah direstrukturisasi akan dipindahkan ke IFG Life.

Mahelan optimistis transformasi dan pembiayaan ini dapat meyakinkan seluruh pihak terkait pelaksanaan program penyelamatan polis Jiwasraya.

"Pembenahan ini bisa dimaknai sebagai kerja keras manajemen baru dan pemerintah dalam menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya," kata Mahelan yang pernah menjabat Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ini.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020