Yogyakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar gladi ruang atau (tabletop exercise) serta simulasi taktik analisis kerawanan (tactical floor games) untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi ancaman erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta, Selasa.

"Target dari latihan ini, yakni mencegah terjadinya korban jiwa atau zero victim, kemudian sesedikit mungkin warga yang terdampak, meminimalkan dampak ekonomi maupun infrastruktur," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB B Wisnu Widjaja.

Baca juga: BNPB dukung penanganan dampak letusan Gunung Merapi

Baca juga: PMI siagakan ratusan personel di lokasi erupsi Gunung Merapi


Menurut dia, penyelenggaraan tabletop exercise (TTX) dan tactical floor games (TFG) yang berlangsung 17-19 November 2020 bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait ancaman dan risiko melalui sistem informasi dan komunikasi, termasuk peringatan dini.

Tujuan lainnya, yaitu meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terkait sistem penanggulangan kedaruratan bencana yang melibatkan multipihak dalam mengantisipasi dampak skenario terburuk erupsi Gunung Merapi.

"Memperkuat mekanisme kerja sama serta koordinasi penanganan darurat bencana yang efektif antara pemerintah kabupaten/kota, provinsi, dan nasional," kata dia.

Terakhir, menurut dia, latihan ini bertujuan untuk mendapatkan masukan terhadap draf rencana kontingensi dan rencana operasi dan prosedur tetap yang disusun daerah terkait, khususnya saat pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Latihan gladi ruang ini merupakan tindak lanjut salah satu arahan Presiden RI Joko Widodo dalam Rakornas Penanggulangan Bencana 2020, yakni seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dalam upaya pencegahan, mitigasi, dan meningkatkan kesiapsiagaan.

Baca juga: BPPTKG catat aktivitas vulkanik Merapi tinggi namun cenderung stabil

Wisnu menambahkan bahwa setiap gubernur, bupati, wali kota harus segera menyusun rencana kontingensi termasuk penyediaan sarana dan prasarana kesiapsiagaan, khususnya menyikapi situasi Merapi saat ini.

Urgensi kesiapsiagaan ini merespons kenaikan status vulkanik Gunung Merapi dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) pada 5 November 2020. Meskipun potensi bahaya tidak sebesar tahun 2010, menurut dia, potensi bahaya yang patut diwaspadai yaitu rantai penularan virus SARS-CoV2.

Di sisi lain, potensi bahaya banjir lahar dingin patut diwaspadai, khususnya di wilayah yang dilalui dan berdekatan dengan sungai-sungai berhulu dari puncak Gunung Merapi. Hal tersebut tidak terlepas dari musim hujan yang sedang berlangsung.

Kepala Pelaksana BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Biwara Yuswantana mengatakan ada ruang yang perlu dipersiapkan yang sifatnya tidak terduga dalam menyikapi potensi ancaman bahaya erupsi Merapi.

"Ini menjadi pertimbangan, apakah yang direncanakan dengan baik dalam 'TTX' dan 'TFG' ini dapat betul-betul mengkover kondisi yang mungkin terjadi," kata Biwara.

Baca juga: PMI kerahkan mobil elektrik ke lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi

Baca juga: Pemkab Magelang siapkan tambahan tempat pengungsian Merapi

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020