Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf TNI AU (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo menginginkan alumni Sekolah Staf dan Komando TNI AU Angkatan 57 menumbuhkembangkan budaya belajar seumur hidup sebagai prinsip dalam mencari ilmu dan wawasan.

Selain itu juga senantiasa meningkatkan kualitas diri dan bersikap adaptif terhadap perkembangan teknologi untuk diterapkan di satuan-satuan yang akan mereka pimpin.

Hal itu ditegaskan Kasau pada upacara penutupan pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AU Angkatan 57 secara virtual melalui video telekonferensi dari Ruang Auditorium Detasemen Markas Markas Besar TNI AU, di Cilangkap, Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kasau resmikan Politeknik Angkatan Udara

Sekolah Staf dan Komando di tingkat matra TNI merupakan pendidikan tertinggi yang ditempuh perwira di tingkat matra. Pendidikan serupa dengan dimensi yang lebih menyeluruh juga dilaksanakan di tingkat TNI, yaitu Sekolah Staf dan Komando TNI.

Ia menyatakan, Indonesia sedang berada dalam era lompatan teknologi militer yang sangat cepat, sebagai konsekuensi dari Revolusi Industri ke-4, yang telah ditekankan Presiden Joko Widodo pada peringatan HUT ke-75 TNI.

“Menghadapi lompatan teknologi tersebut sebagai perwira harus segera beradaptasi dan meningkatkan kualitas SDM agar dapat mengakselerasi berbagai inovasi dan kemajuan di dalam organisasi yang selaras pada kemajuan zaman," kata dia.

Dengan berakhirnya pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AU, dia berharap para mantan perwira siswa sudah siap menjadi pemimpin di satuan, jabatan yang diemban adalah bentuk penghargaan atas prestasi pendidikan yang telah ditempuh.

Baca juga: Kasau: Wara harus kembangkan "mindset" sesuai paradigma baru

“Para perwira diharapkan dapat mengembangkan wawasan yang seluas-luasnya baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, sehingga akan semakin siap dalam menghadapi berbagai perkembangan dan dinamika yang ada,” kata dia.

Pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AU Angkatan 57 Tahun Pendidikan 2020 diikuti 150 orang perwira siswa, terdiri dari 140 perwira menengah TNI AU termasuk 15 Wanita TNI AU, dua perwira siswa TNI AD, dua perwira siswa TNI AL, dan empat perwira siswa dari mancanegara, yaitu Amerika Serikat, India, Malaysia, dan Singapura.

Lulusan terbaik meraih predikat Widyatama, yaitu Mayor Penerbang Rahman Fauzi, yang adalah perwira menengah Pangkalan Udara TNI AU Hasanuddin, kemudian Mayor Teknik Ardian Infantono, yang adalah dosen golongan V Akademi TNI AU sebagai penyusun Taskap terbaik dan berhak atas predikat Sastratama.

Sebelum upacara penutupan pendidikan Sekolah Staf dan Komando TNI AU Angkatan 57, Prasetyo memberi pembekalan kepada mereka.

Baca juga: Kasau: Korpaskhas harus mampu hadapi ancaman persenjataan Nubika

Dalam pembekalannya, dia menyampaikan tentang perkembangan lingkungan strategis baik secara global maupun regional, merupakan faktor yang paling menentukan dalam menghasilkan kebijakan pertahanan negara, khususnya dalam penentuan keputusan untuk memperkuat sistem kesenjataan matra udara.

TNI AU terus berkomitmen membangun dan mengembangkan kemampuan tempur yang terintegrasi, dengan mengacu pada postur kekuatan dan rencana strategis yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian negara. Saat ini Indonesia berada di Rencana Strategis IV dan MEF III, yang berlangsung pada 2020 sampai 2024, pada tahapan ini merupakan periode terakhir yang harus direalisasikan.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2020