Jakarta (ANTARA) - CEO Porsche Oliver Blume mengungkapkan strategi, fokus, dan optimisme Porsche dalam menghadapi krisis pandemi COVID-19.

Blume, melalui keterangan yang diterima ANTARA pada Kamis, mengatakan bahwa perusahaan telah meningkatkan respons yang kuat di dalam tim.

"Kami telah mengatasi krisis bersama dengan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan, fokus bisnis, dan komunikasi digital kami. Sambil selalu mengawasi pelanggan, yang pada akhirnya, ini tentang mereka, dan kami ingin mewujudkan impian mereka," kata Blume.

Ia mengaku melihat pandemi sebagai sebuah peluang, sehingga mampu membuat keputusan strategis, baik untuk perusahaan dan model-modelnya seperti Porsche 911, Cayenne Coupé baru, atau Taycan full-electric.

Baca juga: Hyundai gabung BMW VW buat jaringan pengisian daya mobil listrik

Baca juga: Memantik energi baru dan masa depan melalui kendaraan listrik


Dengan berfokus pada hal-hal penting, Blume mengatakan krisis dengan cepat menunjukkan stabilitas dan fleksibilitas perusahaan. Porsche mencurahkan upaya intensif untuk struktur biaya, dan menggunakan waktu untuk mengembangkan strategi, proses, serta produk.

Pandemi juga membuat Porsche memanfaatkan metode digital dengan lebih baik dari sebelumnya, termasuk untuk pekerjaan internal di perusahaan, pun untuk pelanggan.

Meski memiliki ulasan positif terkait digitalisasi, Blume mengakui bahwa pengalaman digital tidak terlalu menggugah emosi pelanggan.

"Yang hilang adalah sentuhan pribadi. Kesimpulan keseluruhan saya tetap positif, meskipun opsi digital membuat hidup lebih fleksibel, sementara kontak pribadi tetap berharga," katanya.

Baca juga: Hyundai bangun pusat penelitian kendaraan listrik di Singapura

Baca juga: Indonesia bertekad jadi pemain utama kendaraan listrik
Porsche 919 Hybrid. (ANTARA/Porsche Indonesia)


Blume mengungkapkan, Porsche telah meminimalisir kontak langsung sejak pandemi dimulai. Karyawannya dapat melakukan sebagian besar pekerjaan dari jarak jauh sejak hari pertama lockdown.

Pekerjaan di pabrik pun dilakukan sedapat mungkin. Ketika jumlah kekurangan rantai pasokan global terus bertambah, perusahaan akhirnya harus menghentikan produksi selama enam minggu.

Ketika disinggung mengenai fokus dan peluang Porsche di industri otomotif, sang CEO mengungkapkan bahwa pihaknya akan berfokus pada pasar mobil listrik. Menurutnya, elektromobilitas adalah peluang besar bagi Porsche.

"Menciptakan Taycan full-electric adalah pekerjaan yang sulit, itu tantangan besar, tapi kami juga belajar banyak. Sangat memotivasi tim kami untuk melihat seberapa baik mobil diterima," kata dia.

Di masa mendatang, Blume mengatakan Porsche akan memiliki kombinasi powertrains yang fleksibel.

"Kami akan memperluas opsi listrik kami, tetapi juga berfokus pada mesin pembakaran yang emosional dan powertrain hybrid yang bertenaga. Prinsip panduan kami adalah menyediakan mobil sport yang tepat untuk tujuan yang benar. Jadi Porsche akan selalu menjadi Porsche," pungkasnya.


Baca juga: Geely buka platform manufaktur pertama untuk kendaraan listrik

Baca juga: Elon Musk: Tesla sangat dekat dengan teknologi swakemudi sepenuhnya

 
Pewarta:
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020