Hari dan pekan berikutnya akan sulit
Paris (ANTARA) - Menteri Kesehatan Olivier Veran menyebutkan bahwa gelombang kedua COVID-19 yang menghantam seluruh wilayah Prancis berpotensi lebih parah dari sebelumnya pada musim semi, jika virus dibiarkan terus menyebar di level saat ini, Kamis (5/11).

Prancis akan menyaksikan jumlah penderita COVID-19  di unit perawatan intensif (ICU) mencapai 6.000 jika masyarakat mematuhi penguncian lanjutan, atau sebanyak 7.000 penderita jika virus terus menyebar seperti sekarang ini, dengan masyarakat tidak mengindahkan aturan pembatasan COVID-19, menurut Veran.

Inggris melaporkan lebih dari 4.000 pasien COVID-19 di ICU pada Rabu.

"Hari dan pekan berikutnya akan sulit," kata Veran saat konferensi pers.

Baca juga: Prancis catat rekor jumlah kasus COVID-19 baru, rawat inap melonjak
Baca juga: Prancis dan Jerman kembali 'lockdown' karena COVID-19


Prancis kini sedang berupaya keras melatih lebih banyak tenaga kesehatan. Veran menambahkan mahasiswa kedokteran bisa kembali diterjunkan untuk bala bantuan memerangi COVID-19.

Saat ini jumlah keseluruhan kasus COVID-19 di Prancis mencapai 1,6 juta dengan total kematian sebanyak 39.037 jiwa. 

Seperti Inggris, Prancis juga memberlakukan penguncian wilayah nasional tahap kedua, yang berlangsung sampai akhir November tahun ini.

Warga diperintahkan tetap tinggal di rumah kecuali untuk urusan penting, pekerjaan untuk kepentingan publik dan urusan kesehatan.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan jika tak terkendali, risiko yang diakibatkan pandemi di saat gelombang kedua di Prancis ini akan lebih menyulitkan dibandingkan dengan gelombang pertama,

Toko-toko yang tak menjual kebutuhan pokok diperintahkan tutup namun sekolah dan pabrik masih diizinkan melanjutkan kegiatan pada penguncian tahap kedua di Prancis ini.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pandemi kembali memburuk, Paris tutup banyak toko pada malam hari
Baca juga: Menkes: satu warga Paris terinfeksi COVID-19 setiap 30 detik

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020