Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat Heronimus Hero menilai perusahaan perkebunan sawit berperan strategis untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) karena lebih dari separuh areal penggunaan lainnya (APL) ditanam komoditas unggulan tersebut.

"APL di Kalbar seluas 6,3 juta hektare dan sebanyak 52 persennya itu dimanfaatkan untuk perkebunan sawit. Nah, perusahaan dalam hal ini sangat strategis untuk bisa mencegah dan mengendalikan Karhutla, bukan sebaliknya," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Baca juga: Cegah karhutla, BPBD Nagan Raya-Aceh gencarkan sosialisasi

Hero menjelaskan bahwa perkebunan sawit memiliki sumber daya yang lebih lengkap dan terorganisir, sehingga dalam hal pencegahan Karhutla sangat penting dan strategis.

"Paling tidak di wilayah izin atau perusahaan perkebunan sawit harus bisa dicegah. Bahkan di area sekitar perkebunan melalui pendampingan kepada masyarakat sekitar untuk pengendalian atau pencegahan Karhutla," jelas dia.

Baca juga: Riau terapkan tiga strategi pengendalian Karhutla di masa pandemi

Menurutnya mayoritas wilayah usaha perkebunan sawit di Kalbar di dalamnya ada tanah gambut. Tanah gambut sendiri memiliki potensi yang besar dan sulit dikendalikan jika terbakar.

"Nah, itu harus tetap menjadi perhatian serius perusahaan. Pemerintah terus memantau dan mendampingi agar perusahaan betul - betul dengan serius soal lingkungan ini. Perusahaan harus komitmen dengan ketentuan yang telah ada, bukan malah sebaliknya," kata dia.

Baca juga: 4.045 titik panas terdeteksi di Sumatera Selatan

Jangan sampai kata Hero nilai ekonomis yang tinggi dari komoditas sawit dialihkan untuk pemadaman Karhutla.

Lebih baik menurutnya, fokus ke pencegahan yang lebih murah dan cepat serta tidak berdampak luas bagi berbagai aspek kehidupan. Pihaknya juga terus memantau fasilitas pencegahan perkebunan sesuai ketentuan yang ada dan juga melakukan rapat koordinasi dan baru - baru ini telah dilaksanakan sehingga sinergi pemerintah dan perusahaan semakin baik.

"Bersyukur tahun ini di Kalbar sampai Agustus 2020 titik api jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Luas lahan yang terbakar tahun ini sekitar 2.500 hektare. Tahun ini tidak ada kabut asap yang parah. Kita hanya di hadapkan bencana COVID-19. Namun ada hal sama dari dua bencana ini, yakni kita dituntut pakai masker," kata dia.

Ia menyebutkan saat ini ada 3,308 juta hektare izin telah diterbitkan bupati untuk 347 perusahaan di Kalbar. Dari luasan yang ada terdiri perkebunan besar 1,171 juta hektare, perkebunan besar negara 30.061 hektare dan perkebunan rakyat 707.438 hektare.

"Produksi CPO di Kalbar capai 4,02 juta ton per tahun. Total sirkulasi uang terkait sawit di Kalbar lebih dari Rp70 triliun per tahun. Jadi kontribusi sawit bagi ekonomi daerah tentu besar yakni sekitar 12 persen dari PDRB Kalbar," jelas dia.

Pewarta: Dedi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020