Jakarta (ANTARA) -
Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia, Beni Sukadis, berpendapat kinerja Kementerian Pertahanan yang diawaki Prabowo Subianto dan Sakti Wahyu Trenggono sebagai wakil menteri pertahanan, bekerja baik dalam setahun pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
 
"Sejauh ini keduanya bekerja dengan baik dan saling dukung," kata Sukadis, di Jakarta, Rabu.
 
Ia mencontohkan, kegiatan diplomasi pertahanan yang dijalankan Prabowo sudah cukup baik karena misi yang dibawa adalah meningkatkan kapabilitas militer dan juga peningkatan SDM.
 
Namun, dia menyarankan pengadaan sistem persenjataan harus yang baru, jangan bekas. "Kunjungan ke AS baru-baru ini menunjukkan kegesitan beliau dalam mendorong kerja sama pertahanan bilateral dengan negara adidaya," kata dia.

Baca juga: Anggota DPR dukung benahi Alutsista TNI AL di Papua
 
Namun demikian, dia menekankan kabar Prabowo mengincar F-35 Lighting II buatan Lockheed-Martin, Amerika Serikat, perlu dipertimbangkan lagi.
 
"Apakah dia bisa mendapatkan pesawat yang dia inginkan F-35, yang mahal itu. Sementara dengan F-16 Viper yang telah ditawarkan AS pun menurut saya sudah bisa meningkatkan kapabilitas TNI AU," kata Sukadis.
 
Sementara itu, pengamat militer dari Universitas Padjadjaran, Muradi, memandang, baik Prabowo maupun Trenggono sudah melihatkan bahwa mereka bisa bekerja sama. Salah satunya melalui lumbung pangan nasional, yang dia pandang cukup rumit.

Baca juga: Anggota DPR soroti rencana Kemhan beli pesawat Eurofighter
 
"Saya bertanya juga ke keduanya (Prabowo dan Trenggono), ini kalau diserahkan (secara) normatif, tidak akan bisa beres. Ini harus dikerjakan teman-teman TNI, Kementerian Pertahanan. Jadi, kalau sudah di jalurnya sudah ya, tinggal bagaimana keduanya bisa menjaga ritme," kata Muradi.
 
Menurut dia, penting menjaga ritme ini karena ada tiga pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.
 
"Pertama menata kelola industri pertahananan, kedua menata postur pertahanan dan ketiga kesejahteraan prajurit. Ketiga itu yang saya kira dalam 1 tahun ke depan mungkin sampai 2024 akan mereka fokuskan," kata dia.
 
Ia mengungkapkan, akan kelihatan betul bagaimana hasil kinerja dari Prabowo dan Trenggono pada tahun depan.

Baca juga: DPR nilai bagus, Kemenhan diminta prioritaskan belanja dalam negeri
 
"Tahun depan mungkin akan kelihatan seperti renegoisasi soal posisi sejumlah proyek," tutur Muradi.
 
Sejauh ini Kementerian Pertahanan di bawah kendali keduanya, tak menunjukan masalah berarti karena keduanya baik Prabowo dan Trenggono saling mengisi.
 
"Yang saya tangkap Pak Prabowo kan lebih suka yang seremonial, ketimbang terlalu rumit dan detail. Nah yang terlalu rumit dan detail dikerjakan oleh Mas Trenggono, kalau yang saya tangkap dari beberapa event dan sebagainya," kata dia.

Baca juga: Anggota DPR minta pemerintah segera remajakan alutsista TNI
 
Muradi juga melihat, kinerja positif Trenggono, seperti menjawab keraguan semua pihak tentang kemampuannya membantu Prabowo dan sebagai wujud dari supermasi sipil di sektor pertahanan.
 
"Otomatis dong (supremasi sipil di Kementerian Pertahanan). Khan Trenggono bisa menjalankan apa yang seharusnya," kata dia.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020