Penggabungan Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah tanpa adanya PHK bagi karyawan dari ketiga bank tersebut.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut potensi kenaikan aset bank syariah setelah merger akan mencapai Rp390 triliun pada 2025, sekaligus mampu meningkatkan kualitas bank syariah sehingga mampu bersaing di tingkat global.

Tiga bank syariah milik Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang akan digabungkan tersebut ialah Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah.

"Penggabungan ketiganya diharapkan bisa mulai beroperasi pada bulan Februari 2021," kata Ma'ruf Amin saat mengikuti acara Best Syariah 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Selasa.

Baca juga: Bank BJB Syariah tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19

Dengan bergabungnya ketiga bank syariah tersebut, kata Wapres, nantinya total aset yang dimiliki besarnya sekitar Rp225 triliun dengan 1.200 kantor cabang di seluruh pelosok Tanah Air.

"Diperkirakan pada tahun 2025, asetnya akan mencapai Rp390 triliun sehingga mampu bersaing secara kompetitif di tingkat nasional, regional, maupun global," kata Ma'ruf Amin.

Ketiga bank syariah milik bank BUMN tersebut telah menandatangani persetujuan penggabungan atau conditional merger agreement (CMA) dan telah dilaporkan juga ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ma'ruf menegaskan bahwa penggabungan tersebut tidak akan mengurangi jumlah sumber daya manusia (SDM) yang saat ini dimiliki oleh ketiga bank syariah itu.

"Diharapkan bank syariah baru ini akan beroperasi penuh pada bulan Februari 2021. Penggabungan ini direncanakan tanpa adanya pemutusan hubungan kerja bagi karyawan dari ketiga bank tersebut,"katanya menegaskan.

Baca juga: Pakar: Merger bank syariah BUMN optimalkan pasar ekonomi syariah

Penggabungan bank syariah tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk memperkuat kelembagaan keuangan syariah, serta meningkatkan partisipasi Indonesia di kancah perekonomian syariah tingkat global.

Menurut Ma'ruf Amin, ekonomi syariah sudah menjadi tren global yang dipandang sebagai sistem alternatif dalam pengembangan perekonomian.

"Tren ini dibuktikan dengan semakin bertumbuhnya ekonomi dan keuangan syariah di pusat-pusat ekonomi dunia," katanya.

Indonesia juga memiliki potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi syariah, khususnya dengan populasi penduduk yang sebagian besar beragama Islam.

"Penduduk Indonesia, yang berjumlah lebih dari 260 juta jiwa, sekitar 87 persen di antaranya memeluk agama Islam. Jumlah umat Islam Indonesia yang demikian besar menjadi market ekonomi syariah yang sangat menjanjikan," kata Wapres.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020