Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Jazilul Fawaid menyatakan semangat Resolusi Jihad perlu diteruskan sekarang ini untuk menghadapi kemiskinan, kebodohan, dan korupsi.

Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul menyampaikannya di hadapan ratusan warga dalam acara Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih dikenal dengan Empat Pilar MPR yang digelar di Pondok Pesantren Daarul Hikmah, Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten, Senin.

Ia menyampaikan bahwa bangsa Indonesia lahir dari hasil perjuangan dari para pahlawan yang melawan penjajah yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Jelang Hari Santri, Gus Jazil: Kuatkan nilai persatuan di masyarakat
Baca juga: Gus Jazil: Teladani semangat kiai dan santri pertahankan kemerdekaan


Pada awal kemerdekaan, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengungkapkan bangsa Indonesia selain memiliki Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai cikal bakal TNI, di tengah masyarakat juga ada laskar-laskar.

Meski Indonesia sudah merdeka, kata dia, namun Belanda lewat tangan Inggris ingin menguasai kembali Indonesia lewat Surabaya.

Keinginan Belanda dan Inggris yang ingin kembali menjajah Indonesia, kata dia, direspons oleh para ulama, yakni Rais Akbar NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asya’ri, KH Abdul Wahab Chasbullah, dan ulama besar lainnya dengan mendeklarasikan Resolusi Jihad, 22 Oktober 1945.

Dalam resolusi tersebut mewajibkan ummat Islam, laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang sudah akil baliq, wajib hukumnya yang berada dalam radius 94 km, dengan atau tanpa mengangkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di medan laga.

"Diserukan melakukan jihad di medan pertempuran. Pada waktu itu musuhnya jelas, yakni Belanda dan Inggris," ujarnya.

Hari saat Resolusi Jihad diserukan itulah yang dijadikan oleh pemerintah sebagai Hari Santri, 22 Oktober yang makna dan momentumnya, kata alumni PMII itu, tidak terlepas dari Empat Pilar.

"Saat ini kita hidup dalam masa kemerdekaan berkat perjuangan seluruh komponen masyarakat, ulama, dan santri. Masa kemerdekaan merupakan sesuatu nikmatnya rasanya luar biasa," ungkap sosok asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu.

Oleh karena itu, dirinya mengajak kepada semua untuk mengisi kemerdekaan sebagai upaya melanjutkan warisan para pejuang, ulama, dan santri.

Di hadapan peserta sosialisasi yang mayoritas warga NU, Gus Jazil menyampaikan bahwa Resolusi Jihad merupakan bentuk kepedulian dari seluruh umat Islam.

"Untuk itu, Hari Santri menjadi hari bagi semua ummat Islam. Semangat Hari Santri mampu memperkokoh Indonesia. Resolusi Jihad juga merupakan wujud dari kepedulian ummat Islam bagi keberlangsungan bangsa Indonesia," katanya.

Santri, dikatakan Gus Jazil, merupakan sosok yang mampu mempertemukan antara nilai-nilai keislaman dan nasionalisme.

"Saya mengajak kepada semua untuk memperkuat nilai-nilai kesantrian. Apa itu nilai kesantrian? yakni rasa cinta tanah air. Resolusi Jihad perlu diteruskan, namun musuh yang dihadapi saat ini adalah kemiskinan, kebodohan, dan korupsi," katanya.

Baca juga: MPR: Sosialisasikan protokol kesehatan di keluarga secara masif
Baca juga: Wakil Ketua MPR RI serap aspirasi kalangan Aisyiyah

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2020