Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) - (ANTARA News/AFP) - Anak perempuan mantan presiden Costa Rica, Jose Figueres, Christiana Figueres, awal pekan ini mencalonkan diri untuk menggantikan Ivo de Boer selaku "tsar" (kaisar) perubahan iklim PBB.

Christiana Figueres yang saat ini bekerja sebagai penasehat di sebuah perusahaan energi Spanyol, ENDESA, berkata kepada wartawan bahwa dia mencalonkan diri untuk menjadi sekretaris eksekutif Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC).

UNFCCC mengumumkan bulan lalu bahwa sekretaris eksekutif Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) Ivo de Boer akan mengundurkan diri pada 1 Juli untuk bergabung dengan kelompok konsultan KPMG sebagai penasehat global mengenai perubahan iklim dan keberlanjutan dan bekerja sama dengan sejumlah universitas.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dijadwalkan untuk mengambil pilihan setelah menerima rekomendasi dari sebuah panel pakar di PBB.

Pengumumkan mengenai pengunduran diri de Boer dilakukan hampir dua bulan setelah pertemuan puncak Copenhagen tentang perubahan iklim, yang dilihat oleh para pendukung upaya penanganan perubahan iklim sebagai suatu hal yang mengecewakan dan dikritik dengan kegagalannya.

De Boer telah dibebani dengan harapan untuk menghasilkan suatu terobosan di Copenhagen yang dapat memunculkan sebuah kesepakatan baru mengenai perubahan iklim yang akan berlaku setelah 2012, ketika Protokol Kyoto yang saat ini berlaku habis masa berlakunya.

Namun, setelah perundingan selama hampir dua pekan, pertemuan puncak itu hanya dapat untuk menghasilkan sebuah kesepakatan umum untuk membatasi pemanasan global dua derajad celcius.

Para juru runding perubahan iklim dijadwalkan untuk melakukan perundingan multilateral di Cancun, Mexiko pada 29 November- 10 Desember.

Figueres, anak perempuan dari mantan Presiden Costa Rica Jose Figueres, berkata dalam sebuah konferensi pers bahwa pertemuan puncak Copenhagen adalah "langkah besar bagi masyarakat internasional, dan negara-negara, namun langkah kecil untuk planet."

"Di Cancun, kita perlu untuk lebih kreatif dan inovatif," tambahnya.

Namun dia membela PBB sebagai sebuah kerangka kerja yang layak untuk "menampung suara dari seluruh negara".
(Uu.G003/B002/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010