Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian di seluruh wilayah untuk memaksimalkan jalannya program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) guna memajukan pertanian.

Mentan mendorong agar para penyuluh pertanian dapat melakukan pendekatan teknologi dan digitalisasi untuk menghadirkan pertanian modern.

Menurut dia, pengelolaan pangan tidak bisa lagi dilakukan dengan cara lama, melainkan harus ada perubahan besar dengan menggunakan cara-cara baru dan pendekatan teknologi modern.

"Kalau ada petani yang mau sukses harus ditentukan dengan hadirnya digital yang menjadi bagian dari kehidupan baru," kata Mentan saat menyapa para penyuluh dan petani di Agriculture War Room (AWR) dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: Meski pandemi COVID-19, Kementan sebut penyuluh tetap dampingi petani

Mentan mengatakan Kostratani merupakan wajah baru Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang dirancang untuk memonitoring seluruh kegiatan produksi pertanian melalui kinerja para penyuluh di seluruh daerah.

"Inti utama dari Kostratani adalah kecepatan komunikasi antarpusat dan daerah serta dengan petaninya secara langsung. Bentuk yang idealnya yakni melalaui AWR (Agriculture War Room). Jadi kita bisa menjadi petani yang sukses kalau ada kemampuan untuk memainkan digital," kata dia.

Syahrul berpendapat dampak penggunaan teknologi itu terbukti mampu meningkatkan skala produksi nasional yang tercatat melalui data BPS sebagai penyumbang terbanyak dan pilar utama atas perbaikan ekonomi nasional di tengah ancaman krisis pandemi COVID-19.

Baca juga: Bertemu Menpan RB, Mentan bahas penguatan penyuluh sampai kecamatan

Seperti diketahui, sektor pertanian pada September 2020 tumbuh 20,84 dibandingkan bulan sebelumnya dan meningkat 16,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kenaikan ekspor pertanian yang konsisten ini diiringi dengan penurunan 'share' dari pertambangan, dan menyebabkan 'share' dari pertanian pelan-pelan merangkak naik," kata Syahrul.

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020