Gujranwala/Lahore (ANTARA) - Mantan Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, pada Sabtu, menuduh panglima militer Jenderal Qamar Javed Bajwa menggulingkan pemerintahannya, menekan pengadilan, dan melantik pemerintahan Perdana Menteri Imran Khan yang menjabat saat ini dalam pemilu 2018.

Sharif berbicara melalui tautan video dari London kepada kumpulan puluhan ribu orang yang dikumpulkan oleh pihak-pihak oposisi untuk memulai kampanye protes di seluruh negeri di kota timur Gujranwala yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Khan.

"Jenderal Qamar Javed Bajwa, Anda mengemasi pemerintah kami, yang bekerja dengan baik, dan menempatkan bangsa dan negara pada perubahan sesuai keinginan Anda," kata Sharif kepada kumpulan itu - yang terbesar sejak pemilu 2018.

Mantan perdana menteri itu juga menuduh kepala badan mata-mata Inter Services Intelligence Pakistan terlibat dalam konspirasi melawan pemerintahnya.

Sembilan partai oposisi besar membentuk wadah bersama yang disebut Gerakan Demokratik Pakistan (PDM) bulan lalu untuk memulai pergolakan nasional melawan pemerintah.

Sharif, yang partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N)nya adalah partai oposisi utama, dipecat oleh Mahkamah Agung pada 2017 atas tuduhan korupsi dan pergi ke London November lalu untuk perawatan medis.

Dia menyalahkan para jenderal dan hakim atas apa yang dia sebut sebagai tuduhan palsu.

Militer Pakistan yang kuat membantah ikut campur dalam urusan politik. Bagian hubungan masyarakat militer tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar Reuters.

Maryam Nawaz, putri dan pewaris politik Sharif dan Bilawal Bhutto, putra mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang terbunuh, yang memimpin Partai Rakyat Pakistan (PPP), juga berpidato dalam pertemuan tersebut.

Keduanya mengkritik pemerintahan Khan atas apa yang mereka sebut pemerintahan yang buruk dan salah dalam mengurus ekonomi.

Kampanye protes dilakukan pada saat Pakistan mengalami krisis ekonomi, dengan inflasi menyentuh dua digit dan pertumbuhan negatif.

Pembicara pada pertemuan itu menyerukan pengunduran diri Khan dan diakhirinya campur tangan militer dalam politik.

Pemilihan umum berikutnya dijadwalkan pada 2023.

"Ayo Imran pergi. Waktumu habis!" teriak puluhan ribu pendukung oposisi berkumpul di stadion Gujranwala.

Khan, yang berkuasa dengan platform anti-korupsi dan menyangkal tentara membantunya menang, mengatakan pada hari Jumat bahwa dia tidak takut dengan kampanye oposisi, yang bertujuan memerasnya untuk membatalkan kasus korupsi terhadap para pemimpin mereka.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pakistan beri jaminan bagi terpidana mantan PM Sharif yang sakit
Baca juga: Putri mantan PM Pakistan ditangkap atas tuduhan korupsi
Baca juga: Mantan PM Pakistan, Sharif, kembali ke penjara setelah pengobatan

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020