Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka sedikit menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mencatat keuntungan hari kedua beruntun, setelah Presiden AS Donald Trump menyalakan kembali harapan paket stimulus virus corona sebelum pemilihan 3 November,.

Namun dolar AS yang kuat membatasi kenaikan lebih lanjut. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik tipis 1,6 dolar AS atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 1.908,90 dolar AS per ounce.

Pada Rabu (14/10/2020), e​​mas berjangka bertambah 12,7 dolar AS atau 0,67 persen menjadi 1.907,30 dolar AS, setelah anjlok 34,3 dolar AS atau 1,78 persen menjadi 1.894,60 dolar AS pada Selasa (13/10/2020), dan terkerek 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.928,90 dolar AS pada Senin (12/10/2020).

Trump mengatakan dia akan setuju untuk menambah lebih tinggi dari 1,8 triliun dolar AS stimulus virus corona yang ditawarkan Gedung Putih untuk mencapai kesepakatan.

"Fokusnya adalah pada harapan baru untuk pembicaraan stimulus ketika presiden AS terus mendorong untuk menyelesaikan kesepakatan dan emas mengabaikan penguatan dolar," kata analis ED&F Man Capital Markets, Edward Meir.

"Tetapi dengan dolar yang sekuat itu, kenaikan emas kemungkinan akan terbatas."

Dolar menguat terhadap mata uang saingannya, didukung oleh pernyataan Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin pada Rabu (14/10/2020) bahwa kesepakatan stimulus akan sulit dicapai sebelum pemilihan presiden.

Lebih lanjut mendukung emas, klaim pengangguran mingguan AS secara tak terduga naik minggu lalu. Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis (15/10/2020) menempatkan klaim pengangguran awal di 898.000 dalam pekan yang berakhir 10 Oktober, meningkat 53.000 dan level tertinggi dalam tujuh minggu.

“Jumlah pengangguran menunjukkan bahwa kami belum keluar dari masalah, kami masih memiliki banyak rintangan yang harus dihadapi, yang menunjukkan kemungkinan lebih banyak intervensi pemerintah melalui stimulus dan menekan suku bunga,” kata Jeffrey Sica, presiden dan kepala investasi Sica Wealth Management.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, penurunan nilai mata uang, dan ketidakpastian, telah melonjak sekitar 25 sepanjang tahun ini, didorong oleh stimulus global besar-besaran untuk melindungi ekonomi dari kemerosotan yang disebabkan pandemi.

"Pada akhirnya, faktor makro yang telah mendorong investor untuk mencari pelukan hangat logam kuning akan membuat modal investasi mengalir ke emas hingga tahun depan," kata analis TD Securities dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 17,1 sen atau 0,7 persen menjadi ditutup pada 24,224 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 2,1 dolar AS atau 0,24 persen menjadi ditutup pada 861,3 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas "rebound", kembali bertengger di atas level 1.900 dolar AS
Baca juga: Emas anjlok di bawah 1.900 dolar AS, tertekan "greenback", laporan IMF
Baca juga: Harga Emas naik 2,7 dolar di tengah ketidakpastian stimulus AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020