mencampurkan media konvensional dan modern
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah seniman dari Kelompok InterCov-19 menggelar pameran seni rupa bertema bangkit dari pandemi atau "Creative Freedom to The Heal the Nation (Artists Respond To Pandemic)".

Pameran tersebut digelar di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mulai 15 Oktober 2020 hingga 20 Oktober 2020 di gedung Perpusnas, Jakarta.

"Kami hadirkan karya yang mencampurkan media konvensional dan modern," ujar Kurator Pameran, Fajar Sidiq Sikarnanto, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Terdapat sekitar 200 karya meliputi hasil seni lukis, seni grafis, dan seni patung, foto digital, dan lainnya yang dipamerkan.

Baca juga: Sejumlah musisi luncurkan lagu baru bantu seniman terdampak COVID-19

Dia menyatakan pada masa pademi, pelaku seni juga merasakan dampak negatifnya akan tetapi lewat pameran kelompok InterCov-19 itu menghasilkan suatu karya sekaligus memberikan pesan moral positif kepada masyarakat.

"Pameran ini diharapkan jadi obor penyemangat bagi seniman yang kena dampak pandemi COVID-19. Saya dedikasikan buat kawan-kawan seniman yang terkena dampak pandemi," jelas dia.

Pameran itu dibuka untuk umum bahkan karya yg dipamerkan bisa langsung dibeli oleh masyarakat.

"Pembelian karya seniman ini bisa sedikit membantu kawan-kawan yang selama ini langsung merasakan dampak COVID-19," tambah dia.

Baca juga: Bertahanlah di Rumah, kolaborasi seniman baca puisi tentang pandemi

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam sambutannya yang dibacakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi, Ofy Sofiana, menyatakan bahwa Perpusnas mendukung acara itu karena pameran itu bisa juga menjadi pembelajaran bagi masyarakat dalam menyikapi pandemi COVID-19.

"Kami pandang sebagai upaya kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kesadaran bahwa COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia saat ini. Ini merupakan urusan kita bersama, bahwa kepentingan memelihara kesehatan diri dan lingkungan adalah upaya bersama," kata Ofi.

Ofi menambahkan perpustakaan adalah lembaga yang miliki konsentrasi mewujudkan masyarakat berbudaya literasi tinggi.

Baca juga: Pegiat seni: Seniman Cilacap tetap berkarya di masa pandemi

Perpustakaan berperan dalam meningkatkan literasi fungsional, yang mencakup kemampuan membaca dan menggunakan informasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk mengetahui informasi yang diperlukan dan menelusuri informasi untuk mengambil keputusan yang tepat dalam satu situasi, serta produktif dalam mentransformasikan pengetahuan dalam berbagai produk dan jasa.

"Literasi memiliki kontribusi positif dalam rangka membantu menumbuhkan kesadaran intelektual, serta meningkatkan kecakapan sosial yang sangat dibutuhkan pada situasi pandemi saat ini," jelas Ofi.

Pameran seni rupa itu sekaligus menjadi momentum dalam mewujudkan gotong royong dalam aksi nyata, karena saat ini tidak lagi melihat sekat antara satu dengan yang lain.

"Tidak ada lagi perbedaan antara pemerintah dan nonpemerintah. Kita semua dapat bersikap bijak dan berbuat bajik dengan saling menguatkan dan saling mendukung upaya bersama melawan COVID-19," terang Ofi.

Baca juga: Indramayu perbolehkan seniman gelar pertunjukan lagi
Baca juga: Seniman Sunda gelar "cucurak" saat pandemi COVID-19

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020