Jakarta (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jakarta Selatan kembali menyalurkan dana zakat, infak dan sedekah melalui program bedah rumah untuk 68 unit rumah tidak layak huni pada 2020.

Kepala Baznas Kota Jakarta Selatan, Yasdar mengatakan, Baznas menyalurkan dana sebesar Rp3,65 miliar untuk program bedah rumah tahun ini.

"Total jumlahnya ada 68 rumah yang dibedah, tiap rumah nominal biaya perbaikannya Rp45 juta," kata Yasdar di Jakarta, Rabu.

Program bedah rumah merupakan agenda rutin setiap tahun Baznas Jakarta Selatan yang dananya bersumber dari zakat, infak dan sedekah yang dikumpulkan oleh Baznas melalui masyarakat, perusahaan dan juga Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Jakarta Selatan.

Pada 2019, jumlah rumah yang dibedah juga 68 unit. Namun pada 2020 ada tambahan kegiatan bedah rumah untuk korban kebakaran di Kelurahan Jatipadang sebanyak empat unit.
"Jadi total bedah rumah tahun 2020 ini ada 72 unit," ujarnya.

Menurut Yasdar, masih banyak rumah tidak layak huni terdapat di wilayah Jakarta Selatan. Hasil asesmen Baznas ditemukan rumah ukuran 10 meter persegi dihuni oleh enam jiwa.

Melalui program bedah rumah, dana yang dikumpulkan dari masyarakat dikembalikan lagi kepada masyarakat yang membutuhkan (mustahiq).

"Kita tidak kebayang bagaimana masyarakat hidup dalam kondisi begitu, dengan bedah rumah ini kita bantu masyarakat memiliki hunian yang layak, kita bangun jadi dua lantar, tersedia dapur dan juga kamar mandi," kata Yasdar.

Baca juga: Pemkot Jaksel dan Baznas salurkan ribuan "bongsang" untuk kurban
Baca juga: Zakat ASN Jakarta Selatan terkumpul Rp357 juta
Lurah Kuningan Barat Agus Muharam membagikan voucher belanja kepada anak yatim penerima bantuan kegiatan Jakarta Muharam Virtual Festival dari Baznas Kota Jakarta Selatan, Selasa (29/9/2020) (ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Untuk menyasar rumah warga yang akan dibedah, Baznas berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan, lalu melakukan asesmen memastikan kondisi rumah betul-betul membutuhkan perhatian.

Rumah yang dibedah oleh Baznas Jakarta Selatan memiliki syarat bukan rumah sengketa, harus milik pribadi dan dilengkapi surat-surat kepemilikan.

"Intinya, kondisi rumah memang tidak layak, masih ada lantai tanah, atau salah satunya plafon rumah sudah rapuh dan kalau hujan sudah kehujanan," kata Yasdar.

Dalam pengerjaannya, program bedah rumah tahun ini melibatkan partisipasi masyarakat untuk ikut bekerja memperbaiki rumah tersebut.

Tujuannya adalah untuk menciptakan keguyuban dan kekompakan antar masyarakat di lingkungan.

"Kalau tahun lalu kita pakai vendor, tetapi tahun ini kita pakai sistem gotong-royong seperti arahan bapak wali kota ini kita mengajak masyarakat agar ikut berpartisipasi untuk membantu dengan sesama," kata Yasdar.

Salah satu sumber penerimaan zakat, infak, sodaqoh (ZIS) Baznas Kota Jakarta Selatan berasal dari pemotongan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) pegawai Pemkot Jakarta Selatan sebesar 2,5 persen.

Sumber lainnya dari zakat yang diserahkan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun BUMD dan dari masyarakat.

Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengapresiasi upaya Baznas Jakarta Selatan mengeluarkan dana cukup besar untuk program bedah rumah.

Menurut Marullah, zakat, infak dan sedekah tidak hanya bicara angka, namun berbicara nilai ketulusan dan keikhlasannya yang terkandung di dalamnya.

"Meskipun nominalnya kecil tapi kalau ikhlas itu beda, karena kalau bicara ZIS itu ngomongin angka tidak ada artinya, tetapi berbicara ZIS itu berbicara ketulusan dan keikhlasan," kata Marullah.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2020