Pada prinsipnya, Pemprov Kalsel mendukung rencana penambahan modal untuk pencapaian kebijakan yang telah ditentukan
Banjarmasin (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan setuju menambah penyertaan modal daerah untuk Bank Kalsel sebagai upaya mendukung target modal inti Bank Kalsel sebesar Rp3 triliun.

Plh Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar di Banjarbaru, Rabu mengatakan, ketertarikan dan persetujuannya atas skema yang disampaikan Bank Kalsel sebagai upaya mendukung kinerja bank milik pemerintah daerah tersebut.

"Pada prinsipnya, Pemprov Kalsel mendukung rencana penambahan modal untuk pencapaian kebijakan yang telah ditentukan. Dalam perjalanannya, kami harap Bank Kalsel terus menjaga kinerja terbaiknya, menciptakan inovasi bisnis serta terus memberikan layanan terbaiknya kepada masyarakat," katanya.

Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin mengatakan, dalam upaya mewujudkan pemenuhan kebutuhan modal inti bank, Bank Kalsel ajukan penambahan modal kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan di Ruang Rapat Abrani Sulaiman, Setda Provinsi Kalsel pada Senin (5/10).

Hal ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.12/POJK.03/2020 terkait Konsolidasi Bank Umum.

Agus mengatakan, saat ini pencapaian kinerja Bank Kalse semakin membaik, meski di tengah pandemi, Bank Kalsel mampu meraih peringkat Kesehatan Bank (TKB) dengan peringkat komposit 2 (PK-2) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dimana hal ini menunjukkan kondisi kesehatan Bank secara umum adalah “Sehat”.

Hingga September 2020, Return of Equity (ROE) Bank Kalsel terus meningkat dan lebih baik dari posisi Desember 2019, yakni 14,64% dimana Non Performing Loan (NPL) juga berhasil ditekan hingga 3,71%.

Sehingga, tambah Agus, dengan semakin meningkatnya produk dan layanan bank daerah ini, maka ke depan Bank Kalsel akan siap untuk menjadi bank devisa.

"Jika sudah dinilai sehat maka kami bisa merencanakan pengembangan menjadi bank devisa dan bisa menangani transaksi ekspor-impor, valuta asing, transfer ke luar negeri dan transaksi internasional lainnya, sehingga tidak perlu menggunakan bank lain," katanya.

Selain itu, Bank Kalsel juga mencatatkan rating A- menurut Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia), yang mencerminkan bahwa Bank Kalsel memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang.

Kedepannya, Bank Kalsel juga mengupayakan International Fitch Rating, yang memperhatikan perbaikan yang dilakukan pemerintah Indonesia, termasuk di antaranya ialah outlook pertumbuhan ekonomi yang membaik dan reformasi struktural.

Terbaru, Bank Kalsel berhasil meraih predikat sangat bagus pada ajang Infobank Award 2020 untuk kinerja tahun 2019.

"Tentunya, dengan performa yang positif tersebut dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan pemprov untuk menambah setoran modalnya," katanya.

Saat ini, tambah Agus, modal inti yang telah disetorkan sebanyak Rp1,8 Triliun, yang mana kekurangan modal inti sampai dengan 2024 ialah Rp1,2 Triliun.

Baca juga: Bank Kalsel bantu penyediaan APD tenaga medis
Baca juga: Selain Jakarta, Bank Kalsel bersiap buka cabang di Jatim

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020