Pada musim hujan 25 Februari 2020 sebagian besar rumah penduduk pernah terendam banjir hingga mencapai tinggi atap
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 1.428 Kepala Keluarga di wilayah Cipinang Melayu, Jakarta Timur, terbebas dari sergapan banjir, Senin, setelah otoritas setempat menyelesaikan proyek pengendalian banjir di hulu Sungai Sunter.

"Terima kasih kepada Wali Kota Jakarta Timur beserta jajaran yang berhasil menyelesaikan sodetan Kali Sunter ke Waduk Pondok Ranggon dan Waduk Tiu sehingga air tidak sampai meluap ke rumah kami," ujar warga RT04 Cipinang Melayu Nurdin di Jakarta.

Baca juga: Sodetan Kali Sunter-Waduk Pondok Ranggon telah rampung 70 persen

Wilayah Cipinang Melayu, tepatnya di RW03 dan RW04 merupakan kawasan yang selama ini menjadi langganan banjir dari luapan sungai saat musim hujan tiba.

Permukiman padat hunian di wilayah itu diapit oleh dua aliran Sungai Sunter di dekat perlintasan Jembatan Merah.

Pada musim hujan 25 Februari 2020 sebagian besar rumah penduduk pernah terendam banjir hingga mencapai tinggi atap.

Baca juga: Wali Kota: Sodetan ke Waduk Pondok Ranggon minimalkan banjir

Namun dalam dua kali peristiwa peningkatan Tinggi Muka Air (TMA) hulu Sungai Sunter pada Sabtu (3/10) berkisar 190 sentimeter dan Minggu (4/10) berkisar 300 sentimeter dari kondisi wajar 150 sentimeter, Sungai Sunter di kawasan itu tidak meluap.

"Padahal pukul 22.00 WIB semalam, level di Sungai Sunter mencapai siaga 1 dan berhasil tertahan di Waduk Tiu," kata warga RT04 RW04 Cipinang Melayu, Murgiono.

Lurah Cipinang Melayu Agus Sulaeman mengatakan sebanyak 1.428 Kepala Keluarga di wilayah RW03 dan RW04 bebas dari banjir setelah proyek sodetan Sungai Sunter sepanjang 100 meter dengan lebar 2 meter berhasil diselesaikan pada akhir September 2020.

Baca juga: Jelang musim hujan, tiga waduk di Jakarta Timur diperdalam

"Sebelah kiri dan kanan rumah penduduk itu kali yang aliran airnya dari Kali Sunter di Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung. Lalu dibuat sodetan dan air dari hulu ketahan di Waduk Tiu dan Waduk Pondok Ranggon," katanya.

Agus mengatakan terdapat sistem pintu air di waduk tersebut yang dibuka tutup rata-rata 20-30 sentimeter agar air yang turun ke Kali Sunter arah Lubang Buaya dan Cipinang Melayu dapat dikendalikan.

"Sehingga air dari kawasan Lubang Buaya ke Cipinang Melayu debitnya sedikit. Sementara ini masih bisa dikendalikan airnya," katanya.

Agus berharap agar proyek waduk di hulu Sungai Sunter dapat dimaksimalkan mencapai luas 20 hektare sehingga banjir di wilayah Cipinang Melayu dapat teratasi.

"Memang saat ini masih dalam tahap pembenahan Waduk Tiu dan Pondok Ranggon. Yang masih perlu dimaksimalkan di Pondok Ranggon diluaskan lagi waduknya, kalau diperluas lebih kurang 20 hektare bisa lebih maksimal atasi banjir," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020