Jayapura (ANTARA) - Kapolres Keerom AKBP Joko Mujiono mengakui anggotanya sempat mengeluarkan tembakan peringatan ke massa saat membuka blokade di sepanjang jalan Trans Papua.
 
"Tembakan peringatan yang disertai dengan gas air mata dikeluarkan guna membubarkan massa hingga ruas jalan tersebut kembali dapat dilalui," kata Kapolres Keerom AKBP Joko kepada ANTARA, Jumat.

Baca juga: Bentrok antarwarga di Kabupaten Keerom, satu orang meninggal
 
Dijelaskan, massa saat itu berupaya menghalangi petugas yang hendak membuka blokade yang didirikan mereka di sepanjang ruas jalan tersebut dengan melempari anggota.
 
Saat itu mereka juga membawa aneka senjata tajam dan senjata tradisional seperti panah dan saat diminta mundur berupaya melawan sehingga anggota mengeluarkan tembakan peringatan, jelas Joko.
 
AKBP Joko yang dihubungi dari Jayapura mengaku saat ini situasi kamtibmas sudah berangsur kondusif dan empat orang diamankan untuk diperiksa penyidik.

Baca juga: Polres Keerom dalami informasi tempat latihan teroris
 
Keempat orang itu adalah AS, RAM, JD, dan RM sedang diperiksa secara intensif guna memastikan sejauh mana keterlibatan mereka dalam kerusuhan di Arso setelah pengumuman hasil tes CPNS.
 
Saat ini 400 personel Polri disiagakan untuk mengantisipasi berbagai perkembangan di wilayah Polres Keerom, kata AKBP Joko.
 
Kamis(1/10) massa yang gagal dalam tes CPNS melakukan perusakan terhadap kantor Bupati Keerom dan membakar kantor Disnaker di Arso.

Baca juga: Polres Keerom ciduk pemilik ladang ganja seluas satu hektare di Waris

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020