Jumlah kasus positif COVID-19 terus bertambah. Tidak hanya di Kabupaten Banyumas yang mengalami lonjakan kasus positif, secara umum kasus COVID-19 di Indonesia pun terbilang tinggi. Pandemi COVID-19 masih menjadi persoalan bagi bangsa-bangsa di dunia
Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR Siti Mukaromah mengajak semua elemen masyarakat termasuk warga Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bersatu untuk menanggulangi COVID-19.

"Jumlah kasus positif COVID-19 terus bertambah. Tidak hanya di Kabupaten Banyumas yang mengalami lonjakan kasus positif, secara umum kasus COVID-19 di Indonesia pun terbilang tinggi. Pandemi COVID-19 masih menjadi persoalan bagi bangsa-bangsa di dunia," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat.

Ia mengatakan munculnya berbagai kelompok atau klaster COVID-19 di Indonesia tidak dapat dipungkiri, salah satunya dipicu banyak warga yang aktivitasnya berkumpul.

Perempuan yang akrab disapa Erma itu mengharapkan sikap warga yang dipenuhi semangat gotong royong jangan pernah kendur pada masa pandemi COVID-19 seperti saat sekarang.

"Hanya yang perlu digarisbawahi, semangat gotong royong itu jangan sampai memunculkan kerumunan yang abai terhadap protokol kesehatan. Kesadaran ini penting dijaga selama masa pandemi COVID-19," kata legislator dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII Banyumas dan Cilacap itu.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perempuan Bangsa itu mengakui dasar pendidikan di pesantren dan model pendidikan lain yang bersifat "boarding school" dengan sistem komunal yang ada, membuat mereka cenderung lebih rawan.

"Bahkan, pesantren telah disebut sebagai salah satu klaster penyebaran COVID-19," katanya.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan penanggulangan atau pencegahan kasus COVID-19 di pesantren butuh kesadaran bersama.

Ia mengharapkan perlu dilakukannya komunikasi yang tepat dan terukur jika ada yang terkonfirmasi positif COVID-19 khususnya di lingkungan pesantren.

Menurut dia, langkah komunikasi yang keliru justru menghasilkan sesuatu yang negatif, baik itu kegaduhan atau keresahan yang
tidak berdasar.

"Apa yang telah terjadi di Banyumas terkait dengan kasus COVID-19 di pesantren, mestinya menjadi 'warning' bagi kita semua berempati bersama, bahu membahu untuk saling membantu, serta membangun pola pikir dan hidup sehat dalam keseharian. Apa yang terjadi hari ini di Banyumas, kami harapkan membangkitkan kita semua untuk bergerak bersama. Kita fokus agar Banyumas sehat dan terbebas dari penyakit," tegasnya.

Ia mengharapkan semua elemen bergerak bersama-sama, mulai dari Satgas Penanganan COVID-19, pemerintah kabupaten, kementerian, Dinas Kesehatan, tokoh masyarakat, ataupun semua kelompok. "Termasuk kami yang ada di ranah politik sebagai reperesentasi perwakilan masyarakat di semua tingkatan," katanya.

Erma mengakui virus corona jenis baru yang menyebabkan COVID-19 memang tidak terlihat oleh mata biasa.

Akan tetapi, kata dia, hal itu hendaknya tidak membuat masyarakat dan semua pihak abai, apalagi sampai meremehkannya.

"Sudah banyak bukti, saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang telah menjadi korban terpapar COVID-19. Bahkan, sudah ribuan warga yang terpapar COVID-19 sampai meninggal dunia. Fakta tersebut menjadi pengingat kita semua untuk terus menjaga diri sendiri, keluarga, dan orang lain dengan terus menjalankan protokol kesehatan," katanya.

Ia mengatakan masyarakat juga bisa melawan COVID-19 dari dalam diri mereka sendiri, yakni dengan terus menjalankan pola hidup sehat, dan membangun rasa bahagia.

"Dengan pikiran positif dan rasa bahagia, termasuk olahraga teratur, maka tubuh kita akan semakin meningkat imunnya. Dengan imun yang kuat, maka kita akan lebih aman di dalam kondisi pandemi ini. Sekali lagi, kami mengajak semua pihak untuk mengurangi aktifitas berkerumun atau aktivitas yang banyak menimbulkan penyebaran COVID-19," katanya.

Menurut dia, masyarakat tidak perlu menyalahkan warga yang yang terpapar dan menjadi korban COVID-19.

Ia mengatakan masyarakat harus mendoakan dan membantu apa yang mampu dibantu serta bersama-sama mengurangi kegaduhan dan kepanikan termasuk dengan tidak membuat video atau konten yang jika dipublikasikan justru akan membuat masyarakat panik dan tidak tenang.

"Mari kita bersama laksanakan itu, Insya Allah beban semua pihak akan menjadi lebih ringan. Semampunya, saya pribadi maupun bersama PKB di Banyumas terus berusaha membantu baik berkoordinasi dengan pihak di pemerintah pusat, Satgas Penanganan COVID-19, kementerian/lembaga, pemkab, dinas kesehatan, dan sebagainya maupun hal-hal teknis konkret yang bisa kami lakukan seperti menyiapkan bahan makanan atau apapun yang bisa kami lakukan dari awal sampai saat ini," demikian Siti Mukaromah.

Baca juga: Jumlah santri positif COVID-19 di Purwanegara Banyumas capai 328 orang

Baca juga: Di Banyumas-Jateng masih ada tiga klaster penyebaran COVID-19

Baca juga: Bupati minta dua pesantren di Banyumas terapkan karantina setempat

Baca juga: Ada dokter dan perawat, positif COVID-19 di Banyumas bertambah 38

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020