Jakarta (ANTARA) - Pemain PSS Sleman Arthur Irawan mengaku sedih dengan penundaan Liga 1 Indonesia akibat tak mendapat izin penyelenggaraan dari pihak kepolisan, tetapi sebagai pemain profesional harus menghormati segala keputusan yang diambil.

"Mungkin sekarang kita mengalami emosi yang cukup sedih yah gara-gara gak ada kelanjutan liga (ditunda)," ujar Arthur dalam dalam pernyataan yang diunggah di laman Twitter resmi klub yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Timnya sebenarnya akan menandai kelanjutan Liga 1 2020 yang segera memasuki pekan keempat. Tim berjuluk Elang Jawa itu dijadwalkan menjamu Persik Kediri pada Kamis. Namun akibat penundaan, laga yang ditunggu-tunggu lantas sirna.

Baca juga: Arthur Irawan tak sabar kembali berlaga di Liga 1
Baca juga: PSSI tunda lanjutan Liga 1 dan Liga 2 musim 2020

Kesedihan Arthur itu berdasar, sebab timnya sudah menjalani latihan sejak sebulan lalu dan tengah dalam kondisi siap tempur dalam mengarungi laga lanjutan Liga 1 Indonesia.

Meski begitu, sebagai pemain profesional, penundaan ini harus disikapi dengan bijak karena ada pertimbangan lain menyangkut keselamatan semua orang. Ia pun akan siap jika kompetisi dilanjutkan kapanpun.

"Tapi kita harus ingat, kita harus tetap profesional dan harus sikapi secara profesional. Dan pemain profesional itu kapan saja liga mulai harus siap," kata dia.

Sementara itu, manajemen Elang Jawa mengajak PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) membicarakan kelanjutan Liga 1 2020, mengingat penundaan kompetisi masih belum menemui titik terang pada bulan depan.

"PSS ingin PSSI dan LIB diskusi bareng klub untuk mencari jalan keluar dalam koridor keluarga sepakbola. Harus ada komunikasi sejak awal antara tim-tim peserta dengan stakeholder. Ini wajib dilakukan," ujar Direktur Utama PSS Marco Gracia Paulo.

Baca juga: Persiraja minta kejelasan PSSI terkait penundaan Liga 1
Baca juga: Persita desak PSSI beri keputusan tegas usai menunda Liga 1
Baca juga: PSIS Semarang putuskan setop latihan setelah kompetisi ditunda lagi

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020