Wamena (ANTARA) - Radio Republik Indonesia di Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, menanamkan kesadaran berbangsa kepada anak usia dini di wilayah pedalaman Papua.

Kepala Stasiun LPP-RRI Wamena, Engelberthus Silubun, melalui sambungan telepon, Selasa, mengatakan, RRI mulai merekrut penyiar cilik. Melalui program itu, ia mengharapkan kesadaran berbangsa anak-anak mulai diisi sejak mereka bertumbuh menjadi dewasa.

"Program yang kami buat adalah merekrut juga penyiar cilik. Memang kalau mau bilang efeknya langsung, ini tidak mungkin karena menanamkan wawasan kebangsaan itu sesuatu yang membutuhkan proses dan proses itu panjang," katanya.

Baca juga: RRI Skouw ingatkan protokol kesehatan bagi warga perbatasan

Untuk menanamkan wawasan kebangsaan kepada masyarakat, terutama anak-anak yang berada di lingkungan yang masih terdapat paham berseberangan, menurut dia, membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah.

"Yang sekarang harus kita, termasuk pemerintah daerah pikirkan adalah menciptakan program untuk menumbuhkan itu, makanya saya sempat sampaikan kepada beberapa tokoh bahwa anak-anak ini kita bina mereka, didik mereka, walaupun jangkauan kita atau untuk merangkul semua itukan butuh waktu dan proses, tetapi kalau tidak kita mulai, kapan harus melakukan hal-hal seperti ini," katanya.

Baca juga: RRI hadirkan program khusus edukasi COVID-19

Melalui program penyiar cilik, RRI akan memberikan pemahaman tentang lagu-lagu Nasional, lagu kebangsaan bagi anak-anak usia sekolah dasar.

"Dari syair yang diajarkan kepada mereka, paling tidak ada menumbuhkan rasa kebangsaan, rasa nasionalisme, memberikan kebinekaan karena tugas kita di samping memberikan hiburan tetapi juga mengedukasi lewat spot-spot, dialog untuk bisa menumbuhkan, walaupun itu tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi setiap stekholder harus memberikan kontribusi, termasuk RRI," katanya.

Baca juga: RRI Purwokerto gelar Konser Merajut Seni Menyatukan Indonesia

Menurut Engelberthus, RRI Wamena selalu berupaya agar proses menumbuhkan jiwa nasionalisme anak tidak didasari faktor intimidasi atau paksaan sebab dapat berubah menjadi bom waktu.

"Sehingga dari dasar anak-anak ini perlu kita bangun, melakukan sesuatu dan mereka merasa apa yang kita lakukan itu bermanfaat bagi mereka, maka menurut pendapat saya, di situlah mereka akan merasa mereka juga adalah bagian," katanya.

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020