Jakarta (ANTARA) - Tokopedia bersama Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) dan Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil-Mikro (ASPPUK) mengajak para pegiat UMKM lokal khususnya perempuan dan difabel memanfaatkan teknologi digital untuk bertahan di masa pandemi COVID-19 saat ini dan mendorong pertumbuhan pendapatan mereka.

Kolaborasi ini berbentuk program Pemberdayaan UMKM - Perempuan Wirausaha Tangguh dan Kreatif yang menargetkan lebih dari 2.000 orang pelaku UMKM perempuan dan 75 orang difabel di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada akhir tahun ini.

"Kami melihat sebelum pandemi mungkin banyak yang terlalu kenal dengan berjualan online, tetapi kami yakin para pegiat UMKM itu sebetulnya survival skillsnya luar biasa, jadi melihat adanya kemungkinan berjualan online pastinya lebih mudah dan cepat untuk beradaptasi," ujar VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak dalam konferensi pers virtual, Selasa.

Mengapa harus perempuan? Dalam kesempatan itu, Direktur Public Affairs, Communications & Sustainability PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo berpendapat, perempuan menjadi komponen penting di masyarakat yang bisa diberdayakan.

Dia merujuk sebuah studi yang mengatakan, bahwa perempuan yang diberdayakan atau ditingkatkan kemampuannya sehingga pendapatannya meningkat, akan mampu melakukan investasi di bidang kesehatan dan keluarga.

Baca juga: Menteri Teten akan evaluasi program pemberdayaan UMKM

Baca juga: Teten Masduki rancang Program 100 Hari Pemberdayaan Koperasi dan UMKM


"Inilah yang mendorong akhirnya bangsa bisa lebih tumbuh menjadi lebih baik," kata Triyono.

Lebih lanjut, Deputy Director Asosiasi Perempuan Pengusaha Usaha Kecil (ASPPUK), Mohammad Firdaus menyambut positif program karena bukan hanya memperkenalkan cara pemasaran daring pada para pelaku usaha, tetapi juga adanya pendampingan untuk mereka.

"Hampir di atas 50 persen, perempuan yang kami dampingi belum menggunakan media online sebagai sarana marketing. Program ini membuka, awal yang baik. Program ini memberi berkah saatnya pelaku usaha kecil mikro masuk dalam dunia pemasaran secara online," ujar dia.

"Kita baru di tiga provinsi yakni Jawa Barat, DIY dan Jawa Tengah. Mudah-mudahan ke depan bisa jadi contoh oleh daerah lain," sambung Firdaus.

Perekrutan peserta program

Assessment atau evaluasi dilakukan sebagai tahap awal untuk menyeleksi para pegiat UMKM perempuan dan difabel yang akan berpartisipasi dalam program.

Evaluasi ini mencakup kesiapan mereka mengikuti program hingga akhir, lalu kesiapan jaringan internet di kawasan mereka tinggal, produk hasil usaha yang diutamakan tidak mudah rusak atau basi. Triyono mengungkapkan, mereka yang dinyatakan bisa tergabung dalam program diberi pelatihan antara lain menyoal akses pasar, permodalan dan pendampingan.

"Kami melihat ada opportunity terkait e-commerce. UMKM yang selama ini mungkin bisa nyambung dengan e-commerce bisa disambungkan sehingga mudah-mudahan akses pasar mereka menjadi lebih luas," ungkap dia.

Dari sisi pendampingan, pelatihan yang diberikan berupa bagaimana menampilkan foto produk yang baik, cara mengurus toko (online), kemasan, cara membuat kalimat yang bagus, akses bahan baku yang bagus.

"Ini yang teman-teman perempuan belum terbiasa. Kadang-kadang menyerah duluan, merasa gagap teknologi dan lainnya. Tetapi kalau sudah dicoba, mudah-mudahan bisa. ASSPUK ingin mengajak ibu-ibu yang belum bergabung dengan strategi online ini pelan-pelan bisa bertransformasi ke strategi memanfaatkan digital ini," papar Firdaus.

Pada akhir tahun ini, hasil capaian program akan dievaluasi untuk bisa dikembangkan lebih lanjut, termasuk perluasan cakupan wilayah.

Nuraini berharap program yang dia gagas bersama CCFI dan ASSPUK memberikan dampak positif dalam pemulihan ekonomi khususnya di masa pandemi seperti sekarang ini, juga menghasilkan UMKM yang bisa lebih mandiri.

"Dengan kolaborasi ini kami berharap semakin banyak UMKM yang terus tergerak untuk memanfaatkan digital dan teknologi untuk mempertahankan bisnis sekaligus berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi yang saat ini terdampak pandemi COVID-19," ujar dia.

Di sisi lain, menurut Firdaus kerjasama ini diharapkan bisa menjadi inspirasi dan pengetahuan pada kaum hawa tentang mudahnya berjualan secara daring jika mereka mau berusaha.

"Ini bisa menjadi inspirasi lain bahwa ternyata ibu-bu yang selama ini tidak pernah mencoba berjualan secara online ternyata bisa, juga dengan teman-teman difabel," demikian kata dia.

Baca juga: Ketua baru idEA ingin dorong transformasi digital dan berdayakan UMKM

Baca juga: Teten sebut UMKM digital jadi kunci pemulihan ekonomi

Baca juga: OJK ingin digitalisasi UMKM dengan berdayakan lembaga keuangan mikro

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020