Sebagai dua negara dengan potensi mineral dan energi terbarukan yang cukup besar, Indonesia dan Australia dapat berkolaborasi dan menjadi pemain utama energi terbarukan dan industri hijau terutama di kawasan ini.
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan industri bijih besi asal Australia, Fortescue Metals Group (FMG) berminat untuk mengembangkan ekonomi hijau di Indonesia.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, rencana investasi FMG itu sejalan dengan visi Indonesia dan Australia yang mempunyai persamaan memiliki potensi energi terbarukan dan ingin mengembangkan ekonomi hijau.

"Sebagai dua negara dengan potensi mineral dan energi terbarukan yang cukup besar, Indonesia dan Australia dapat berkolaborasi dan menjadi pemain utama energi terbarukan dan industri hijau terutama di kawasan ini," katanya saat membuka Rapat Koordinasi Percepatan Investasi Hydropower dan Industri Hijau di Provinsi Papua, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Indonesia, Inggris berkomitmen bangun ekonomi hijau pascapandemi

Rapat koordinasi itu dihadiri oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Maritim dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, perwakilan Kementerian ESDM, perwakilan Kementerian Luar Negeri, perwakilan Kementerian Perindustrian, perwakilan Gubernur Papua, perwakilan Gubernur Kalimantan Timur dan perwakilan Gubernur Kalimantan Tengah.

Luhut mengatakan pengembangan ekonomi hijau tersebut juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo tentang energi terbarukan dan pengembangan industri ramah lingkungan.

"Kami sedang mempersiapkan kerangka peraturannya, kebijakannya, dan insentif fiskal untuk memfasilitasi investasi di sektor yang berkembang dan menjanjikan ini. Karenanya kami perlu mengetahui peta jalan dan rencana pengembangan yang akan dilakukan secara komprehensif," imbuhnya.

Baca juga: Pengamat sarankan pemerintah beralih ke ekonomi hijau

Luhut menambahkan pihaknya telah mengetahui rekam jejak FMG dan ingin memastikan rencana investasi dan pelaksanaannya akan berjalan dengan prinsip saling menghormati, berkelanjutan, pembangunan ekonomi yang diiringi pembangunan di bidang sosial serta menjaga kelestarian lingkungan.

"Kerja sama antara Indonesia dan FMG ini juga telah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang terlibat, termasuk pihak pemda, sehingga proyek ini dapat segera dimulai. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan rapat secara rutin antara FMG dan Deputi Purbaya untuk memonitor kemajuan dari proyek ini secara berkala," tambahnya.

Pendiri Fortescue Metals Group Andrew Forrest memaparkan pihaknya akan membantu mengembangkan teknologi baru nol karbon dan membangun industri dari hulu ke hilir di Indonesia.

Pembangunan industri hijau di Indonesia akan melalui beberapa tahap. Pertama, yakni proses produksi energi terbarukan. Selanjutnya, energi terbarukan yang telah diproduksi tersebut melalui tahap transmisi, yang menghasilkan berbagai macam produk hijau seperti baja, metal, hingga bentuk energi lainnya juga pupuk. Produk ini kemudian akan diangkut ke pelabuhan, untuk kemudian dipasarkan.

"Dalam prosesnya, FMG berkomitmen untuk membantu pemberdayaan ekonomi dan sumber daya manusia di Indonesia dengan membuka kesempatan pekerjaan dan pelatihan bagi warga setempat, sehingga berdampak pada diversifikasi dan peningkatan keterampilan. Seperti yang sudah kami lakukan di banyak tempat termasuk di Australia," kata Andrew Forrest yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Australia dan seorang tokoh filantropi itu.

Forrest juga menegaskan keseriusannya untuk berinvestasi di Indonesia dengan menargetkan penyelesaian proyek dalam 10 tahun. Ia juga mengaku telah berkeliling ke banyak negara dan Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara yang dipilihnya untuk mengembangkan energi hijau.

Atas keseriusan Forrest, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia pun mengatakan pihaknya siap membantu perusahaan global itu dari sisi perizinan asalkan telah sesuai dengan aturan yang berlaku.


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020