Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer (CEO) PT Jouska Financial Indonesia Aakar Abyasa Fidzuno menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengelola dana maupun mentransaksikan portofolio saham klien.

Aakar menyatakan selama ini Jouska tidak mempunyai akses ke rekening saham nasabah sehingga tidak bisa mengelola dana termasuk memperjualbelikan saham klien.

“Jouska juga tidak pernah menerima komisi atas transaksi saham klien yang dikelola oleh PT Mahesa Strategis Indonesia (Mahesa),” katanya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Mahesa capai kesepakatan damai dengan 45 klien Jouska

Aakar menjelaskan advisor Jouska hanya sebatas menyarankan klien yang ingin dibantu mengembangkan portofolio sahamnya untuk dibantu para broker saham yang tergabung dalam Mahesa.

“Karena berbeda lingkup pekerjaan maka maka kontrak klien dengan Jouska berbeda dan terpisah dengan kontrak klien dengan Mahesa,” ujarnya.

Ia mengatakan kontrak klien dengan Jouska hanya berisi tentang kegiatan advisory antara advisor Jouska dengan klien, sedangkan dengan Mahesa sudah menandatangani surat kesepakatan bersama untuk ditransaksikan sahamnya oleh broker.

Aakar menyebutkan hanya ada dua pihak yang memiliki akses ke username dan password dari rekening dana nasabah yaitu klien itu sendiri dan broker saham yang tergabung dalam Mahesa.

“Yang terjadi adalah broker di Mahesa yang mentransaksikan jual-beli saham klien atas persetujuan tertulis dari klien itu sendiri dalam surat kesepakatan bersama antara klien dengan Mahesa. Bukan dengan Jouska,” jelasnya.

Baca juga: BEI masih periksa Phillip Sekuritas terkait kasus Jouska

Di sisi lain, ia menuturkan klien dan publik mengira Mahesa adalah Jouska karena advisor Jouska berkomunikasi secara rutin dengan klien termasuk membantu dalam hampir semua bentuk komunikasi dengan pihak ketiga.

Meski demikian, Aakar yang sekaligus merupakan Komisaris PT Mahesa Strategis Indonesia mengaku lalai dan berkomitmen akan bertanggung jawab secara penuh.

Menurutnya, terlalu intensnya komunikasi antara advisor Jouska dengan klien termasuk membantu dalam komunikasi terkait pihak ketiga ternyata membuat klien menyamakan bahwa Mahesa adalah Jouska.

“Saya mohon maaf atas kesalahan dan kelalaian dari saya sebagai CEO dari Jouska di mana saat klien kami bertambah pesat dan ada SOP komunikasi yang belum diperbaiki,” ujarnya.

Aakar menegaskan Jouska dengan Mahesa adalah dua entitas berbeda, berada di dua lokasi kantor yang berbeda, dan tidak ada perjanjian kerja sama antara Jouska dan Mahesa.

Ia mengaku Jouska tidak pernah menerima komisi atas pembentukan portofolio saham yang dilakukan Mahesa meskipun sebagian kecil klien Mahesa berasal dari referensi Jouska.

Aakar melanjutkan, Mahesa adalah semacam klub trading yang berisi kumpulan broker saham berlisensi dan dirinya hanya sebagai pemegang saham mayoritas pasif yang tidak terlibat dalam operasional Mahesa.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020