Peningkatan produksi pangan ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan rawa melalui food estate, yakni mengoptimalkan lahan-lahan potensial salah satunya di Kalimantan Tengah.
Pulang Pisau, Kalteng (ANTARA) - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kembali mengunjungi Kalimantan Tengah untuk meninjau kawasan 'food estate' di Kabupaten Pulang Pisau, Senin.

Ia menjelaskan sebagai upaya peningkatan penyediaan stok pangan nasional, pihaknya sedang dan akan mengembangkan potensi lahan rawa yang sesuai untuk budidaya pertanian, guna membantu peningkatan produksi pangan.

"Peningkatan produksi pangan ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan lahan rawa melalui food estate, yakni mengoptimalkan lahan-lahan potensial salah satunya di Kalimantan Tengah," ungkapnya.

Baca juga: Tinjau gudang Pusri, Mentan pastikan ketersediaan pupuk subsidi

Dalam kunjungan tersebut ia menyerahkan sejumlah bantuan, terdiri dari sarana dan prasarana produksi pertanian dengan total nilai sekitar Rp379 miliar. Jenis bantuan yang diberikan meliputi alat mesin pertanian atau alsintan, serta bantuan bibit padi dan benih jeruk.

Menurutnya food estate di Kalimantan Tengah dikembangkan sebagai pusat pertanian pangan, serta cadangan logistik yang strategis untuk ketahanan pangan maupun pertahanan negara.

Baca juga: Peragi nilai restorasi lahan perlu untuk optimalisasi lumbung pangan

Potensi lahan di Kalimantan Tengah seluas 164 ribu hektare yang akan dikelola untuk ekstensifikasi lahan seluas 79 ribu hektare, serta intensifikasi lahan seluas 85 ribu hektare.

"Sesuai keputusan rakortas tingkat menko,  pada 2020 ini akan kita olah seluas 30 ribu hektare lahan di Kalimantan Tengah untuk food estate," jelasnya.

Ia menegaskan ketersediaan pangan untuk rakyat merupakan sesuatu yang mutlak dan harus disiapkan pemerintah. Maka Kementan didukung pemerintah daerah bertanggung jawab dalam penyediaan bahan pangan.

Baca juga: Indef: proyek food estate jangan terfokus hanya pada beras

Menurutnya Indonesia merupakan negara agraris, memiliki sumber daya alam melimpah, sehingga sungguh ironis jika harus mengimpor pangan. Adapun saat ini banyak potensi lahan pertanian belum dioptimalkan, salah satunya daerah rawan.

"Oleh karenanya Kementan terus berupaya meningkatkan produksi pangan melalui program intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian," tegas Syahrul.

Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020